Jakarta - Pembangunan revitalisasi Taman Ismail Marzuki yang dikerjakan PT Jakarta Propertindo (Jakpro), masuk ke dalam kegiatan strategis daerah DKI Jakarta menggunakan anggaran sebesar Rp 1,8 triliun. Dana tersebut termasuk untuk menghadirkan hotel berbintang lima yang nantinya dinamakan Wisma TIM.
Pasti banyak yang mikir, tarifnya untuk pentas akan jadi lebih mahal. Saya tahu makannya itulah yang harus didiskusikan.
Menurut Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Dwi Wahyu Darwoto, tempat tersebut dapat menjadi pondasi bagi pemasukan tetap dalam mengembalikan modal APBD yang digunakan untuk revitalisasi TIM.
Nantinya, kata dia, pusat kesenian di sana dirancang bakal menjadi tempat ikonik yang Instagramable setelah proses revitalisasi selesai dilakukan.
Baca juga: Rizieq Shihab Dianggap Menyalahi Prosedur
Plaza Ismail Marzuki di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.(Foto: Dok Taman Ismail Marzuki Jakarta)
"Kalau ada yang bilang TIM akan hilang, itu kurang tepat. TIM akan menjadi ikon, ini akan menjadi sangat instagramable kedua setelah Velodrome," kata Dwi di Thamrin City, seperti diberitakan Antara, Senin, 25 November 2019.
Lebih lanjut Dwi mengatakan, selain mengedepankan konsep ramah lingkungan, pihaknya juga tidak akan menghilangkan area-area yang saat ini sudah ada atau kawasan eksisting.
"Bahkan toko buku Pak Yos tidak akan kita gusur, kita moderenisasikan. Kita sudah ketemu beliau, beliau sangat senang sekali," ujarnya.
Meski nantinya akan menjadi tempat yang ikonik dan modern, pihaknya akan berkolaborasi dengan para seniman, sehingga biaya yang dikeluarkan dapat disesuaikan.
"Pasti banyak yang mikir, tarifnya untuk pentas akan jadi lebih mahal. Saya tahu makannya itulah yang harus didiskusikan. Ini adalah bentuk nyata memberdayakan kesenian," kata Dwi.
Wisma seniman iya, ya itu namanya wisma seniman.
Ruang Terbuka Hijau dalam revitalisasi TIM ini, lanjutnya, juga diperbanyak dari 11 persen menjadi 27,2 persen dan direncanakan dapat menghubungkan secara langsung antara pusat kesenian itu dengan akses Jalan Cikini Raya.
Baca juga: Gemar Bully Anies Baswedan, PKS: PSI Lagi Gali Kubur
Sebelumnya, para seniman TIM menolak adanya pembangunan hotel dalam revitalisasi kawasan pusat kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki yang akan dikelola oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
"Kami bukannya menolak revitalisasi TIM, yang kami tolak pembangunan hotelnya. Itu kan tidak sesuai dengan citra TIM sebagai art center," kata salah satu seniman TIM Arie F Batubara.
Para seniman TIM menilai dengan adanya hotel yang direncanakan berbintang lima itu maka lambat laun orientasi kawasan budaya akan tergerus menjadi kawasan komersial.
Baca juga: Curahan Hati Korban Penggusuran Era Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) bisa menjadi pusat kebudayaan baik di tingkat nasional maupun internasional. Di kawasan tersebut nantinya akan dibangun hotel.
Namun, yang dia maukan, masyarakat memaknainya sebagai wisma untuk berkumpul para seniman, bukan hotel komersial.
"Wisma seniman iya, ya itu namanya wisma seniman. Wisma di mana para seniman bisa berada di sana selama 24 jam dari seluruh dunia, dari seluruh Indonesia," kata Anies Baswedan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin, 25 November 2019. []