Jakarta - Indonesia mengusulkan lima komitmen kerja sama tingkat regional dalam penanggulangan Covid-19 pada sektor pariwisata melalui ajang The 52nd ASEAN NTOs Meeting and Related Meetings. Perhelatan ini akan digelar pada 15, 21, dan 28 September 2020.
Direktur Hubungan Antarlembaga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, K. Candra Negara menjelaskan, rangkaian pertemuan ini menunjukkan komitmen negara-negara anggota ASEAN untuk terus mempererat kerja sama kawasan. Khususnya dalam penanggulangan dampak Covid-19 di wilayah ASEAN.
Nantinya, maskapai dari negara anggota ASEAN dapat terbang secara bebas di dalam wilayah ASEAN.
Baca Juga: Labuan Bajo Disiapkan Tempat Pertemuan ASEAN 2023
“Ada lima poin yang kami usulkan dalam penanggulangan dampak Covid-19. Yang pertama, adalah Indonesia mengusulkan penghapusan ASEAN Single Aviation Market (ASAM) atau pasar tunggal penerbangan,” ujar Candra Negara dalam keterangannya.
Menurutnya, ASAM merupakan open sky agreement yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas domestik dan kawasan ASEAN melalui integrasi jaringan produksi dan liberalisasi pelayanan. Nantinya, maskapai dari negara anggota ASEAN dapat terbang secara bebas di dalam wilayah ASEAN.

Dalam perhelatan yang juga dihadiri oleh kepala NTOs dari negara anggota ASEAN, serta negara rekanan ASEAN yang tergabung dalam ASEAN +3 and ASEAN +1. Candra menjelaskan poin kedua yang diusulkan berkaitan mengenai Kamboja meminta agar kepemimpinan mereka dapat diperpanjang hingga tahun 2022.
Hal ini menurut Candra Negara, akan mempengaruhi posisi Indonesia dalam kepemimpinan ASEAN di 2022. Untuk itu, RI akan menyampaikan beberapa win-win solution kepada pihak Kamboja agar kepemimpinan ASEAN 2022 tetap menjadi milik Indonesia.
Ketiga, Indonesia mengusulkan agar Progress of Draft Protocol to Amend the MRA-TP (Mutual Recognition Agreement on Tourism Professional) atau pengaturan antara negara-negara ASEAN yang dirancang untuk memfasilitasi pergerakan bebas dan pekerja yang berkualitas dan bersertifikat antara negara anggota ASEAN segera dijalankan. Di pertemuan NTOs sebelumnya, beberapa negara anggota.
Keempat, ucap Candra, terkait tentang pembahasan HCA (Host Country Agreement) pada Regional Secretariat for the Implementation of MRA-TP. HCA ini merupakan komponen penting untuk menetapkan dasar hukum dan standar pendapatan bagi berdirinya Sekretariat Regional.
Kelima, Indonesia mendukung adanya inisiatif Development of ASEAN Framework to Facilitate the Tourist Travel Bubble Schemes. Oleh karena itu, Indonesia terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan Covid-19 sehingga dapat memunculkan rasa percaya dari negara lain ketika membahas kemungkinan kerja sama pariwisata travel bubble di masa depan.
Simak Pula: HUT Ke-53, RI Ajak ASEAN Jadi Lokomotif Perdamaian
Dalam pertemuan tersebut terdapat beberapa hal yang menjadi agenda pembahasan pada rangkaian pertemuan ini. Antara lain, Mid-Term Review ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP) 2016-2025, ASEAN Tourism Marketing Strategy (ATMS) 2017-2020, ASEAN Tourism Professional Monitoring Committee (ATPMC). Sebagai tuan rumah, Indonesia memiliki beberapa isu strategis yang menjadi fokus pembahasan pada pertemuan kali ini. []