Jakarta – Ratusan ribu warga di Filipina merayakan malam Tahun Baru di tenda-tenda dan akomodasi darurat lain, dua minggu setelah topan menewaskan lebih dari 400 dan membuat 500 ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Bencana itu membuat banyak penyintas kini tanpa rumah, air, listrik, makanan, dan pakaian jelang Malam Tahun Baru. Banyak desa masih tanpa listrik dan air minum pada Jumat, 31 Desember 2021.
Pekerja pabrik, Jay Rabina, 19 tahun, dan istrinya, Leahmer Singson, 17 tahun, kehilangan rumah mereka dalam kebakaran akhir November 2021, kemudian Topan Rai menghempaskan gubuk kayu sementara dan sebagian besar barang-barang keluarga itu pada 16 Desember 2021 di pusat Kota Cebu.
Pasangan itu dan bayi mereka yang berusia satu tahun akan menyambut tahun baru dalam tenda bobrok di daerah pesisir, di mana ratusan keluarga miskin lain mendirikan tempat kecil untuk berlindung dari puing-puing, menggunakan karung beras dan terpal guna melindungi diri dari hujan dan matahari.

“Malam itu angin sangat kencang. Kami seperti ditampar. Besok paginya selesai. Ketika kembali ke sini, rumah kami hancur. Semuanya basah. Kami tidak bisa menyelamatkan barang-barang," kata Rabina, 31 Desember 2021.
Di tempat lain di Filipina, negara Katolik Roma terbesar di Asia, pihak berwenang telah melarang petasan yang telah menyebabkan kematian dan cedera yang meluas, dan meminta kota-kota besar untuk menyelenggarakan pertunjukan kembang api bersama.
Pertemuan keluarga besar tidak disarankan oleh pemerintah untuk menghindari semakin luasnya penularan wabah virus corona (ka/ab)/Associated Press/voaindonesia.com. []
Filipina Dihantam Topan dan Badai Conson
1 Juta Warga Filipina Dievakuasi, Negara Dilanda Topan Goni
Filipina Diterjang Topan, 8 Cabor SEA Games Ditunda
Topan Kammuri Filipina: Tiga Tewas, Bandara Ditutup