Jakarta – Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, pada hari Rabu, 29 Desember 2021, mengumumkan penunjukkan Rina Amiri sebagai Utusan Khusus AS Urusan Perempuan, Anak Perempuan, dan Hak Asasi Manusia di Afghanistan.
Penunjukkan itu dilakukan ketika perempuan di Afghanistan menghadapi penindasan yang meningkat oleh Taliban, yang kini menguasai negara itu menyusul penarikan pasukan AS Agustus 2021 lalu.
Awal pekan ini, Taliban mengumumkan bahwa perempuan tidak lagi dapat melakukan perjalanan jarak jauh tanpa pendamping pria. Sebelumnya, perempuan harus menghadapi pembatasan ketat dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.

“Kami menginginkan Afghanistan yang damai, stabil dan aman, di mana semua warga Afghanistan dapat hidup dan berkembang dalam inklusivitas politik, ekonomi dan sosial,” kata Menlu Blinken dalam sebuah pernyataan.
Amiri adalah cendekiawan kelahiran Afghanistan yang bertugas di Departemen Luar Negeri AS pada pemerintahan Presiden Barack Obama. Selama dua dekade, Amiri memberikan masukan kepada pemerintahan berbagai negara dan PBB dalam isu-isu Afghanistan.
Perempuan Afghanistan bernyanyi selama protes di Kabul, Afghanistan, 21 Oktober 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)
Menurut Kantor Berita Reuters, Pemerintahan Presiden Joe Biden menghadapi kritik keras dari kelompok-kelompok hak asasi perempuan karena gagal menjamin kehidupan dan keamanan aktivis perempuan di Afghanistan. Amiri adalah salah satu kritikus itu (rd/jm)/Reuters/AFP/voaindonesia.com. []
Warga Afghanistan Khawatir Nasib Perempuan di Tangan Taliban
Chile Tampung Aktivis Pembela Hak Perempuan Afghanistan
Perempuan Afghanistan yang Ditembak Suami Bicara di Kanada
Perempuan Afghanistan Unjuk Rasa Tuntut Hak Bekerja dan Sekolah