Jakarta - Antusiasme yang catatkan rekor jumlah pemilih, hingga keprihatinan akan krisis kesehatan dan ekonomi mewarnai pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS). Pilpres AS tahun 2020 pada Selasa, 3 November 2020, disebut sebagai Pilpres dengan jurang perbedaan terdalam. Berikut beberapa catatan terkait dengan Pilpres AS.
Kampanye hingga momen terakhir (Foto: dw.com/id)
Kampanye hingga momen terakhir. Baik Donald Trump dari Partai Republik maupun Joe Biden dari Demokrat memanfaatkan waktu hingga jam-jam terakhir sebelum tempat pemilihan dibuka. Biden mendatangi rumah masa kecilnya di Scranton, sedangkan Trump terlihat masih berkampanye di Michigan pada Selasa (03/11) dini hari. Trump juga mengunjungi markas kampanyenya di Arlington, Virginia, untuk berterima kasih kepada puluhan timnya.
Antrean panjang sebelum matahari terbit (Foto: dw.com/id)
Antrean panjang sebelum matahari terbit. Warga yang berhak memberikan suara berbondong datangi tempat pemungutan suara di seluruh negeri. Bahkan sebelum matahari terbit, para pemilih ini mengantre dengan jarak aman dalam barisan yang mengular di sekitar sekolah, stadion, dan gereja. Beberapa dari mereka bahkan ada yang rela berkendara selama 5 jam untuk bisa memilih.
Jumlah pemilih catatkan rekor (Foto: dw.com/id)
Jumlah pemilih catatkan rekor. Sebelum hari H pada Selasa, 3 November 2020, lebih dari 100 juta pemilih telah memberikan suara sejak awal baik melalui surat atau secara langsung, menurut U.S. Elections Project dari Universitas Florida. Jumlah ini pecahkan rekor, para ahli memprediksi ini adalah tingkat keterlibatan tertinggi sejak 1908 dan total suara dapat mencapai 160 juta, lebih banyak 138 juta suara dibandingkan pemilu 2016.
Prihatin krisis corona dan ekonomi (Foto: dw.com/id)
Prihatin krisis corona dan ekonomi. Krisis kesehatan akibat wabah corona dan keadaan ekonomi jadi prioritas utama bagi sekitar setengah pemilih AS dalam memberikan suara, demikian menurut jajak pendapat Edison Research, Selasa, 3 November 2020. Dalam 4 tahun, pemerintahan Trump berhasil menggenjot ekonomi AS dan catatkan rekor angka pengangguran paling rendah. Namun keberhasilan ini seolah tersapu wabah corona mulai Maret 2020.
Diwarnai disinformasi (Foto: dw.com/id)
Diwarnai disinformasi. Twitter Inc dan Facebook Inc pada Selasa, 3 November 2020, menangguhkan beberapa akun berita baru yang dinilai melanggar kebijakan mereka. Salah satu akun yang ditangguhkan adalah SVNewsAlerts, yang memiliki lebih dari 78.000 pengikut di Twitter. Akun ini berhasil menambahkan lebih dari 10.000 pengikut dalam sepekan terakhir.

Trump klaim kemenangan. Presiden AS Donald Trump pada Rabu, 4 November 2020, tidak ragu mengklaim kemenangan atas rivalnya Joe Biden. Klaim kemenangan dari Trump muncul tak lama setelah Biden menyapa pendukungnya di Delaware dan menyatakan keyakinan akan menang pemilu. Hingga tulisan ini dipublikasi, masih ada jutaan suara yang belum dihitung (ae/vlz, AP, Reuters, AFP)/dw.com/id. []