Jakarta - Indikator Politik Indonesia (IPI) merilis hasil survei tentang calon presiden atau capres untuk pemilihan presiden tahun 2024. Survei dibuat dalam rentang waktu 24-30 September 2020 ini dilakukan melalui telepon kepada 1.200 responden. Nama Ridwan Kamil masuk dalam 6 besar calon presiden hasil survei IPI.
Enam besar calon presiden dalam survei tersebut adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memperoleh suara 18,7 %, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto 16,8 %, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 14,4 %, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno 8,8 %, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 7,6 %, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 4,2 %.
Dalam bursa capres, nama Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil sering diadu dengan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Menanggapi hal ini, Emil menyampaikan banyak hal dalam wawancara khusus dengan Tagar TV, Selasa, 20 Oktober 2020. Termasuk Emil juga menanggapi pertanyaan siapa rival terberatnya, Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo.
"Saya tidak bisa bilang mana yang paling susah, nanti ngobrolnya itu mungkin kurang satu tahun baru relevan. Kalau sekarang tanya rival terberat, kalau tiba-tiba dengan Pak Ganjar saya berpasangan, atau dengan Pak Anies saya berpasangan, kan pertanyaannya menjadi tidak relevan. Kecuali pilpres ini satu orang enggak ada wakilnya. Kan, siapa tahu dalam dinamikanya yang disebut rival-rival itu malah jadi partner. Makanya paling pas itu membahas kalau sudah berpasangan, mungkin lebih menarik untuk dibahas daripada sekarang," tutur Ridwan Kamil.
Jadi kalau sekarang tinggi, enggak usah takabur. Sekarang rendah juga enggak usah minder, karena is too distance dalam pandangan saya.

Terkait nama-nama kepala daerah masuk bursa capres, menurut Emil memang sejak Jokowi menjadi presiden, rute kepala daerah menjadi tren baru, "Biasanya hanya dua, antara pimpinan partai atau anggota kabinet."
Joko Widodo atau Jokowi sebelum jadi presiden adalah Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo. Sejak Jokowi menjadi presiden
Dalam konteks digital revolusi seperti sekarang, kata Emil, panggung pemberitaan ada pada mereka yang mengelola masalah, sehingga kepala daerah tiap hari diberitakan. "Saya kan tiap minggu dapat laporan, 'Pak, tiap minggu total berita Pak RK berapa-berapa', itu kan tidak bisa dihindari karena tiap hari saya kan door stop, tolong jawab anu, isu."
Akibatnya, lanjut Emil, "Pemimpin daerah ini mendapatkan banyak exposure, maka tidak bisa dihindari yang namanya Pak Anies Baswedan, Ganjar, saya, Bu Khofifah selalu muncul dalam pusaran pembahasan."
Tentang survei capres, Emil berdasarkan pengalaman mengikuti pemilihan wali kota Bandung dan gubernur Jawa Barat, tingginya survei pada hari ini tidak identik dengan tingginya survei nanti dalam perhelatannya. "Jadi kalau sekarang tinggi, enggak usah takabur. Sekarang rendah juga enggak usah minder, karena is too distance dalam pandangan saya."
Simak wawancara eksklusif Ridwan Kamil dengan Tagar TV dalam video berikut ini.