Jakarta - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab enggan membeli tiket pulang ke Indonesia untuk menghadiri acara reuni Persaudaraan Alumni (PA) 212. Menurut penuturan sang pengacara, Sugito Atmo Prawiro, hal itu dilakukan untuk menghindari jebakan.
"Jadi kalau misal ada kepastian cekal dibuka, baru nanti beli tiket. Kalau cekal belum dibuka, nanti buang-buang waktu," katanya kepada Tagar, Selasa, 26 November 2019.
Kepulangan Habib Rizieq semuanya tergantung dari pemerintah. Kalau pemerintah mau, hari ini juga bisa pulang.
Sugito mengaku, pihaknya terus menempuh bermacam cara untuk proses pemulangan Rizieq ke Tanah Air.
Menurutnya pertemuan Dubes Arab Saudi dengan Menko Polhukam Mahfud MD ada sangkut pautnya dengan pentolan FPI.
Baca juga: Gerindra: Pertamina Batu Loncatan Ahok Jadi Wapres
"Berbagai macam usaha sudah kita lakukan, bahkan kedutaan Arab Saudi juga sudah datang ke Kemenko Polhukam, disamping itu kita buat surat resmi juga," ucapnya.
Maka kelancaran pemulangan Rizieq ke Jakarta, dikatakan dia, tergantung niat baik dari pemerintah Indonesia. Jika pemerintah menghendaki, menurut Sugito, Rizieq bisa kembali kapan pun.
"Kepulangan Habib Rizieq semuanya tergantung dari pemerintah. Kalau pemerintah mau, hari ini juga bisa pulang," ujarnya.

Menjelang acara reuni Persaudaraan Alumni (PA) 212, Sugito memberikan pesan dari Rizieq Shihab kepada para pendukungnya di Indonesia.
Baca juga: Prabowo Curiga Komunis di Indonesia Masih Eksis
"Ya hadirilah Persaudaraan Slumni 212 sebanyak-banyaknya. Berjalan tertib, biasalah normatif. Jaga persatuan umat dan jaga kekondusifan," kata dia.
Hingga kini, kata Sugito, Rizieq Shihab masih mengalami permasalahan terkait pencekalannya di Arab Saudi. Faktor tersebut yang menurutnya menjadi penghambat untuk kembali ke Indonesia. []