Jakarta - Pegiat media sosial Denny Siregar memberikan saran kepada Presiden Joko Widodo terkait persoalan bangsa. Dia menginginkan pemerintah Jokowi tidak boleh lemah dalam menghadapi persoalan radikalisme di Indonesia.
Melalui akun media sosialnya, penulis buku 'Tuhan dalam Secangkir Kopi' dan juga produser eksekutif film Marley ini membandingkan Indonesia dengan Suriah, Libya, dan Afghanistan.
Dia melihat kondisi yang terjadi di tiga negara di Timur Tengah itu disebabkan karena pemerintah setempat lemah dalam menghadapi kelompok radikal berkedok agama. Menurut Denny, ada pola awal yang sama terjadi di Indonesia saat ini.
Berkembangnya kelompok radikal berbaju agama di Indonesia atas nama demokrasi, dan gamangnya pemerintah juga aparat menindak mereka, bisa jadi bom waktu untuk waktu ke depan. Apa yang dibangun Jokowi dengan kerja keras, bisa jadi sekejap hilang jika kelompok radikal agama itu siap berperang.
"Negara diam dengan berkembangnya paham dan kelompok radikal agama. Pada saat mereka sudah besar, baru dipukul keras. Akhirnya, serangan balik mematikan. Pada saat negara sadar, ribuan nyawa sudah melayang," kata Denny dikutip Tagar dari akun Twitter pribadinya @Dennysiregar7, Rabu, 11 November 2020.

Dia mengkhawatirkan, jika aparat keamanan dan pemerintah tidak bisa bertindak tegas, maka bukan tidak mungkin bila suatu saat nanti kelompok radikal akan menyusup di dalam eksekutif dan legislatif.
Berkaca pada kejadian penjemputan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab di Bandar Udara Soekarno-Hatta (Bandara Soetta) pada 10 November 2020, Denny menilai aparat keamanan bertindak lembek dan tidak punya strategi untuk mengamankan objek vital tersebut yang nampak dikepung simpatisan Rizieq.
"Jika bandara, sebagai objek vital saja berhasil mereka duduki dengan longgarnya aparat keamanan dan ketidakpunyaan strategi untuk amankan simbol negara," katanya.
Baca juga: Denny Siregar: Jokowi, Rizieq Shihab dan Suriah
Baca juga: Rizieq Shihab: Tidak Ada Rekonsiliasi Kalau Kezaliman Dibiarkan
Dia mengkhawatirkan, jika aparat keamanan dan pemerintah tidak bisa bertindak tegas, maka bukan tidak mungkin bila suatu saat nanti kelompok radikal akan menyusup di dalam eksekutif dan legislatif.
"Saya bayangkan kelak kelompok itu akan dengan mudah masuk dan kuasai Istana Negara dan gedung DPR. Api kecil itu bisa membesar," ujar Denny Siregar. []