Oleh: Syaiful W. Harahap
Perebutan rekor di kalangan petenis putra dunia terus bergulir. Rekor yang jadi patokan adalah jumlah juara grand slam yaitu turnamen tenis akbar di empat negara: Australia Terbuka, Perancis Terbuka (Roland Garros), Wimbledon (Inggris), dan AS Terbuka. Salah satu petenis yang selalu dipehitungkan adalah Roger Federer.
Asosiasi Tenis Profesional (ATP/Association of Tennis Professionals) membuat peringkat pemain tenis putra dunia setelah turnamen AS Terbuka yang dimenangkan oleh Rafael Nadal, petenis Perancis. Dalam peringkat itu Roger Federer, Swiss, menempati posisi ketiga setelah Novak Djokovid dan Nadal.
Baca juga: Peringkat Petenis Putra Dunia Versi ATP
Biarpun berada di peringkat ke-3 dunia, Federer unggul dalam jumlah juara grand slam yaitu 20, sedangkan Nadal 19 dan Djokovic 16. Nadal mengejar rekor Federer yang usianya sekarang 38 tahun. Bandingkan dengan Nadal 33 tahun dan Djokovic 32 tahun.
Pada seri grand slam tahun 2020 akan terjadi persaingan sengit antara Nadal dan Federer karena sama-sama ingin memecahkan rekor. Bagi Nadal akan menyamakan rekor dengan Federer, sedangkan Federer ingin menambah jumlah juara grand slam agar rekornya sulit dipecahkan.
Pada mulanya pemain dan penonton tenis di turnamen grand slam tidak boleh mengeluarkan suara ketika permianan sedang berlangsung. Tapi, belakangan petenis-petenis, terutama putri, dari kawasan Eropa Timur tidak bisa menaham suara. Penonton diam sedangkan pemain berteriak-teriak ketika memukul bola.
2005: Roger Federer menjadi pemain pertama yang memenangkan empat ATP World Tour Masters 1000 dalam satu musim, dengan judul di Indian Wells, Miami, Hamburg, Cincinnati (Foto: atptour.com)
Ketika penonton masih berteriak, suitan atau bertepuk tangan sedangkan pemain hendak melakukan servis, wasit pun menegur dengan mengatakan: “Thank you.” suasana langsung hening. Tapi, di lapangan lain kondisinya. Pemain berteriak.
Setiap kali menonton tenis grand slam hampir semua petenis, terutama putri, berteriak ketika memukul bola dan ketika lawan tidak bisa mengembalikan bola. Selain berteriak ada juga gerakan-gerakan yang menunjukkan kebanggaan karena membuat lawan tidak berkutik.
Bahkan, ada yang mendekati net sambil berteriak ke arah lawan. Lain halnya dengan Federer yang tidak menunjukkan kegembiraan yang berlebihan ketika lawan tidak bisa mengembalikan bola atau ketika memenangkan set dan game.
Federer hanya mengepalkan tangan sambil berbalik dan melempar senyum jika lawan tidak bisa mengembalikan bola dan hal yang sama ketika memenangkan set atau game. Pada laga Federer mengalahkan Marin Cilic (Kroasia) di final Australia Terbuka 2018 dengan skor 6-2, 6-7, 6-3, 3-6 dan 6-1 di Rod Laver Arena, Melbourne, 28 Januari 2018, Federer juga tidak menunjukkan kegembiraan berlebihan. Padahal, laga ini berlangsung selama tiga jam.
Federer lahir di Binningen, dekat Basel, Swiss, 8 Agustus 1981. Federer pernah menempati peringkat pertama dunia selam empat tahun dari 2 Februari 2004 – 18 Agustus 2008. Federer berada di peringkat pertama dunia pada tahun 2004, 2005, 2006, 2007 dan 2009. Berbagai kalangan, seperti komentator, analis, petenis aktif, dan mantan petenis menempatkan Federer sebagai petenis terbaik sepanjang masa.
Pengamat tenis mengatakan bahwa salah satu keunggulan Federer adalah dalam mengembalikan bola dengan backhand. Federer nyaris tidak memutar badan. Padahal, pukulan memakai bagian belakang raket dengan satu atau dua tangan justru dilakukan dengan memutar badan.
Federer mulai main tenis pada umur enam tahun. Pada usia 14 tahun Federer juara junior Swiss. Juara grand slam pertama diraihnya di Wimbledon pada tahun 2003 dan jadi petenis Swiss pertama yang menjuarai Wimbledon.
Federer jadi petenis putra pertama yang memenangkan 20 gelar grand slam, mulai juara Australia Terbuka (6 kali), Perancis Terbuka (Roland Garros) (1 kali), Wimbledon (Inggris) (8 kali), dan US Open (AS) (5 kali). Dari turnamen tenis Federer sudah mengumpulkan hadiah sebesar 126.840.700 dolar AS atau setara dengan Rp 1,8 triliun.
jadi incaran pemain tenis karena hadiah yang besar. Untuk juara tunggal putra dan putri berkisar pada 40-an miliar rupiah. Federer terkenal akan pencapaian fenomenalnya dengan mengoleksi 20 trofi grand slam. Namun, tak hanya soal prestasi di lapangan, Federer juga ternyata memiliki sifat rendah hati, serta peduli terhadap orang-orang yang berada di sekitarnya.Grand slam jadi incaran pemain tenis karena hadiah yang besar. Untuk juara tunggal putra dan putri berkisar pada 40-an miliar rupiah. Federer terkenal akan pencapaian fenomenalnya dengan mengoleksi 20 trofi grand slam. Namun, tak hanya soal prestasi di lapangan, Federer juga ternyata memiliki sifat rendah hati, serta peduli terhadap orang-orang yang berada di sekitarnya.
Hal tersebut diungkapkan mantan pelatih Federer, Jose Higuera. Menurut Higuera, kebanyakan petenis kerap menunjukkan egonya saat berada di luar lapangan. Namun, Federer dinilainya memiliki sifat yang kebalikannya, karena kerap menunjukkan kepeduliannya kepada orang lain yang ada di sekitarnya.
“Apa yang paling saya ingat dari Roger adalah kedermawanan dan juga kerendahan hatinya. Para petenis lain mungkin memiliki ego yang besar, tapi Roger tidak,” kata Higueras, seperti dilansir The Tennis Space, Rabu 20 November 2013.
Higueras juga menceritakan sepenggal kisah yang terjadi ketika dia masih berstatus sebagai pelatih Federer. Cerita tersebut adalah ketika Federer menunjukkan kepeduliannya kepada salah satu sopir di Estoril, Portugal, yang belum dikenal lama olehnya.

“Roger selalu murah hati kepada orang-orang di sekitarnya, dan selalu tahu bagaimana caranya membantu orang lain. Saya ingat saat melakoni turnamen pertama bersama Roger, di Estoril, dan Roger memperlakukan sopirnya dengan sangat baik,” kata Higueras, mantan petenis No 6 dunia ini.
“Saat itu Roger mencapai final dan saat perjalanan menuju pertandingan, dia bertanya ‘Apakah kamu akan menonton?’ Sopir kemudian membalas, ‘Tidak, kami tak punya tiket’, kemudian Roger pun segera memastikan sopir itu mendapat tiket. Itu hal kecil yang masih saya ingat,” sambung pria itu.
Federer, yang sekarang berusia 38 tahun, kini tengah berjuang untuk menemukan permainan terbaiknya, setelah "tenggelam" oleh kecemerlangan yang ditunjukkan Rafael Nadal dan Novak Djokovic tahun ini. Tahun 2013, misalnya, tak satu pun juara grand slam yang diraih Federer sehingga dia terperosok ke peringkat 6 dunia (Sumber: atptour.com, express.co.uk dan sumber-sumber lain). []