Dairi - Beberapa masalah mencuat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Di antaranya, listrik perumahan dokter diputus pihak PLN karena menunggak, tidak adanya stok darah, serta jasa medis yang belum dibayar sejak Januari 2020.
Direktur RSUD Sidikalang, Sugito Panjaitan dikonfirmasi lewat telepon pada Kamis, 6 Agustus 2020, membenarkan adanya permasalahan dimaksud.
Terkait diputusnya aliran listrik ke rumah dinas salah satu dokter yang berada di areal RSUD Sidikalang, Sugito menyebut karena pembayaran telah lama tertunggak.
“Itu ada masalah. Sudah lama nggak terbayar. Jadi kami mau apa, tiba-tiba dari PLN kan (memutus). Lama nggak terbayar, nggak terdeteksi itu rekeningnya,” kata Sugito.
Pun demikian, Sugito, yang dilantik menjadi Direktur RSUD Sidikalang pada Jumat, 17 April 2020 itu menyebut, listrik di rumah dinas dokter tersebut tetap menyala. Arus listrik disambung dari rumah dinas direktur.
“Kan hidup itu. Dari rumah direktur. Nanti rencana mau kami pasang meterannya lagi,” ujarnya.
Sugito menambahkan, arus mencukupi untuk dibagi, karena yang menempati bukan keluarga. “Itu kan hanya apa saja, bukan keluarga yang tinggal,” katanya.
Kepala Ranting PLN Sidikalang, Wawan dikonfirmasi lewat telepon menyebut belum mengetahui pasti pemutusan arus dan pencabutan meteran listrik perumahan dokter tersebut.
“Menunggak kali, Pak. Datanya saya kurang tau. Nanti saya cek dulu,” kata Wawan.
Ditanya apakah dibenarkan menyambung arus dari rumah dinas direktur, Wawan menyebut akan mengecek ke lokasi.
“Coba nanti kami cek saja. Nanti kami pastikan, Pak. Karena belum tau juga bagaimana ceritanya,” ujarnya.
Jasa Medis Belum Dibayar
Beberapa pegawai di RSUD Sidikalang, enggan disebut namanya, kepada wartawan Kamis, 6 Agustus mengaku, jasa medis dari klaim ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sejak Januari 2020 belum diterima.

Direktur RSUD Sidikalang, Sugito Panjaitan, membenarkan hal itu. Disebut, pembayaran tertunda karena pihaknya sedang menyusun pola pembagian, agar berkeadilan. Dananya telah diterima dari BPJS. Telah berada di rekening RSUD Sidikalang.
“2020 belum. Kami lagi mengapai ininya. Pembagiannya. Lagi proses untuk membuat aturannya, biar paling tidak berkeadilan. Segera itu nanti. Selesai, kami bagi,” kata Sugito. Diakui Sugito, ada revisi cara penyaluran dengan yang sebelumnya.
Kepala Kantor Layanan BPJS Sidikalang, Radiah Nazmah Sari mengatakan, klaim BPJS dari RSUD normal dibayar setiap bulan. Pihaknya telah merealisasi untuk Januari hingga Mei 2020.
“Sesuai dengan klaim yang ditagihkan. Sudah sampai dengan Mei yang dicairkan. Harusnya memang tiap bulan. Sekarang kami proses yang Juni dan Juli. Juni sudah proses bayar, Juli sedang mau ditagihkan. Juni sudah selesai, tapi belum dibayar. Tinggal menunggu proses pembayaran saja,” kata Radiah.
Selalu Kekurangan Darah
Media sosial di Kabupaten Dairi, belakangan ini diramaikan dengan adanya postingan masyarakat yang membutuhkan darah saat perawatan di RSUD Sidikalang. Terlebih oleh keluarga pasien yang akan melahirkan.
Terkait hal itu, Direktur RSUD Sidikalang, Sugito Panjaitan menyebut stok darah memang sulit. Jika pun ada, darah hanya dapat disimpan selama 21 hari.
“Darah dari mana? Kalau ada yang mendonor, kami simpan. Bisa sampai 21 hari kami simpan. Habis itu rusak dia, nggak bisa dipakai lagi,” katanya.
Sugito meminta agar masyarakat mau mendonorkan darahnya. Sosialisasi ke masyarakat perlu lebih banyak dilakukan.
“Itulah, maunya ikut kita bersama mensosialisasikan agar masyarakat mau mendonorkan darah. Kalau kami, wilayah kerja kami kan di rumah sakit saja. Jadi udah pernah mendonor, waktunya tiga empat bulan baru boleh mendonor lagi. Marilah kita sama-sama sosialisasikan ke masyarakat bahwa mendonor itu bagus,” katanya.[]