Kudus - RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus menambah ruang isolasi untuk infeksi penyakit Covid-19. Rumah sakit pelat merah ini sebelumnya sudah punya satu ruang isolasi berstandar penanganan pasien terjangkit virus corona.
"Sekarang kami sedang membangun itu," kata Direktur RSUD dr. Loekmono Hadi Abdul Aziz Achyar di kompleks kantor Bupati Kudus, Jumat, 5 Maret 2020.
Abdul Aziz menuturkan satu ruang isolasi yang sudah dimiliki rumah sakitnya dilengkapi dua tempat tidur dan tiga tenaga medis khusus, yakni dokter penyakit dalam dan dokter paru. Ke depan ruang isolasi baru dilengkapi 11 tempat tidur kualitas tinggi di gedung selatan. "Diupayakan segera selesai," ujarnya.
Sekarang kami sedang membangun itu.
Penambahan ruang baru ini sebagai antisipasi jika banyak pasien suspect corona dari kabupaten sekitar yang dirujuk ke rumah sakitnya. Pemerintah Jawa Tengah menunjuk RSUD Loekmono sebagai salah satu rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 untuk wilayah eks Karesidenan Pati.
"Kami siagakan dokter spesialis pulmologi, yang akan menangani gejala infeksi saluran pernafasan yang diidap pasien," tutur dia.
Selain ruang isolasi, pihaknya juga menyediakan ruang infeksi bagi para pasien yang dinyatakan positif Covid-19. Dilengkapi sejumlah peralatan penunjang dan berkapasitas 36 tempat tidur, ruang infeksi menggunakan tekanan udara negatif. Ruang tersebut tidak menggunakan fasilitas pendingin ruang, hanya kipas angin dan penyedot udara.
Kepada masyarakat Kudus, Aziz mengimbau agar tidak takut dan panik berlebihan terhadap isu penyebaran virus corona yang beredar di internet dan sosial media. Baginya Covid-19 memiliki angka kesembuhan yang relatif tinggi dan kematian yang sangat rendah. Bahkan dia menyebut tingkat kesembuhan penyakit ini mencapai 98 persen.
"Relatif lebih mudah ini dibandingkan dengan dulu H1N1 maupun H5N1 yang juga pernah merebak sebelumnya," ucapnya.
Tak hanya itu, jika dibandingkan dengan penyakit air born disease lainnya, seperti tuberkulosis, Aziz Achyar menyebut Covid-19 lebih rendah risikonya. Tuberkulosis memiliki angka kesakitan dan kematian yang lebih tinggi. Indonesia menduduki urutan nomor tiga dunia penyakit itu dengan angka kematian mencapai 11 orang perjamnya.
"Saya kira ini lebih berbahaya. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir. Terus jalankan pola hidup sehat saja," kata Aziz. []
(Nila Niswatul Chusna)
Baca juga:
- RSUD Kardinah Tegal Isolasi Pasien Diduga Corona
- RSUD Bantul Isolasi Dua Pasien Gejala Corona
- Pulang Umrah, WNI Terduga Corona Dirawat di Kariadi