Ruang Kerja Wagub DKI Sepeninggal Sandiaga Uno

Kursi Wagub DKI Jakarta tak ada yang menduduki sejak Sandiaga Uno mengundurkan diri pada 27 Agustus 2018. 1 tahun 5 bulan kosong, apakah berdebu?
Sandiaga Uno. (Foto: Instagram/Sandiaga Uno)

Jakarta - Kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta tak ada yang menduduki sejak Sandiaga Uno mengundurkan diri pada 27 Agustus 2018. Satu tahun lima bulan berlalu, kursi itu masih kosong. Apakah berdebu? 

Tagar mengunjungi Balai Kota DKI Jakarta pada Rabu, 8 Januari 2020. Sampai di lorong lantai tiga gedung utama, menemukan tumpukan berkas di atas meja Luis dan Monica. Berkas itu kian bertambah menjelang sore. Semua berkas berupa surat ditujukan kepada Kepala Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).

Luis dan Monica adalah petugas satuan pengamanan dalam (Pamdal). Di lorong selebar dua meter itu, mereka ditemani sebuah radio komunikasi handy talky yang kadang berbicara sendiri di sudut meja. Dua meter dari mejanya, sebuah pintu berbahan kayu tertutup rapat dengan kunci akses elektromagnetik di sampingnya.

Selain menerima dokumen untuk TGUPP, mata kedua wanita ini senantiasa awas terhadap setiap orang yang akan melewati mejanya. Kepada orang berseragam pejabat, mereka melempar senyum dan bertegur sapa. Kepada wajah baru, mereka akan menahan dan melemparkan pertanyaan, “Maaf, mau ke mana ya?”

“Surat untuk TGUPP saja hanya boleh sampai di sini. Selain pejabat, tak boleh ada orang lain yang masuk. Ruangan itu sudah steril,” kata Monica dengan telunjuk mengarah ke pintu yang tertutup.

Pintu itu menghubungkan jalur masuk ke ruang tengah kantor wakil gubernur Jakarta. Ruangan seluas 15 x 15 meter itu hanya dipisahkan satu lantai dengan ruang kerja gubernur.

Meski kompleks Balai Kota berdiri sejumlah bangunan, jalan menuju ruang kerja gubernur dan wakilnya hanya bisa melalui pintu gedung utama. Setelah itu, orang dapat menggunakan tangga atau lift ke lantai tiga untuk menyambangi ruang kerja wagub.

Pas Pak Sandi sudah tidak lagi di sini, semuanya sudah dirombak.

DKI JakartaBalai Kota DKI Jakarta.  (Foto: Dok Tagar)

Dipandang dari Jalan Medan Merdeka Selatan, gedung utama balai kota yang dibangun pada abad ke-19 ini masih tampak klasik dengan gaya Tuscan. Arsitektur jenis ini merupakan salah satu dari gaya Romawi kuno.

Pada awal didirikan, gedung ini digunakan sebagai kediaman Burgemeester atau wali kota di samping berfungsi sebagai kantor pemerintahan kota. Setelah rumah kediaman Burgemeester dibuatkan di Jalan Suropati Jakarta Pusat, bangunan peninggalan zaman Belanda ini kemudian menjadi kantor Balai Kota sepenuhnya.

Dua tahun silam, tepatnya 16 Oktober 2017, Sandiaga Salahuddin Uno resmi berkantor di lantai tiga gedung utama sebagai wakil gubernur. Dari ruang tengah, tempat kerja Sandiaga berada di sebelah utara. Sementara di sisi selatan ruang tengah digunakan sebagai tempat rapat.

Tak lama setelah menjabat, salah satu pendiri perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya itu merombak ruang kerjanya. Sandi, demikian ia biasa disapa, menjadikan tempat kerjanya bak ruang kerja bersama atau yang populer disebut oleh generasi masa kini sebagai coworking space.

Ia mengeluarkan perabotan yang dianggap ketinggalan zaman dan mengganti dengan barang-barang masa kini, seperti bean bag atau tempat duduk menyerupai bantal besar. Sementara dinding ruangannya berwarna coklat muda dengan lantai terbuat dari marmer.

Ia mengaku ingin membawa atmosfer dunia usaha ke Pemerintahan Provinsi DKI. Suasana ruang kerjanya dengan dinding pemisah transparan itu pernah ia pamerkan melalui media sosial.

Namun jebolan Universtas Goerge Washington Amerika Serikat itu hanya bertahan di sana selama sebelas bulan. Sandi mundur dari jabatannya pada Senin, 27 Agustus 2018. Pada hari itu Sandi membacakan surat pengunduran diri di Gedung DPRD DKI Jakarta dalam sidang paripurna di depan sembilan fraksi.

"Sesuai undang-undang maka dengan ini saya Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan berhenti dari jabatan saya Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Banyak yang senyum ini kebanyakannya," kata Sandi kala itu dengan nada bercanda.

Selain pejabat, tak boleh ada orang lain yang masuk. Ruangan itu sudah steril.

Kantor Wagub DKI(Tampak luar) Lantai tiga gedung utama Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 8 Januari 2020. (Foto: Tagar/Edy Yuliansyah Syarif)

Sandi melepas predikat sebagai orang nomor dua di DKI Jakarta untuk mencoba peruntungan lebih tinggi. Ikut bertarung di Pemilihan Presiden 2019 sebagai pendamping calon presiden Prabowo Subianto. Jika menang, ia hanya pindah ke samping timur Balai Kota, yaitu Istana Wakil Presiden di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Namun nasib baik tidak berpihak kepadanya. Ia gagal mendapatkan kursi di Istana Wakil Presiden sekaligus kehilangan kursi di Balai Kota.

Meski ditinggalkan Sandi, ruangan di lantai tiga itu tidak langsung diisi wakil gubernur baru. Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera sebagai mesin politik yang berhak mengusung pengganti Sandiaga tak juga menemukan mufakat.

Oleh sebab itu, proses pemilihan calon pendamping Gubernur Anies Baswedan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI mandek. PKS menuding Partai Gerindra keluar dari kesepakatan.

“Gerindra yang tidak menghormati kesepakatan awal terkait cawagub” kata Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Mohammad Arifin kepada Tagar, Jakarta, Selasa, 7 Januari 2020.

Sementara Gerindra mengaku kecewa dengan PKS karena partai yang dipimpin Sohibul Iman itu tidak menghormati fastun politik. Gerindra kemudian mengumumkan empat nama kandidat calon wagub DKI yang membuat PKS berang.

“Kami sudah mengajukan empat nama, silakan PKS memilih satu di antara empat itu,” kata Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Rabu, 8 Januari 2019.

Walhasil, kursi wakil gubernur menjadi sengketa antara dua partai itu. Hingga 8 Januari 2020, tanda-tanda kesepakatan terkait pendamping Gubernur Anies Baswedan belum juga terdengar.

Gerindra yang tidak menghormati kesepakatan awal terkait cawagub.

Anies Baswedan-Sandiaga UnoGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) memeluk Sandiaga Uno usai Sandi menyatakan mengundurkan diri dari posisi Wagub DKI Jakarta di Balai Kota, Jakarta, Jumat, 10 Agustus 2018. (Foto: Antara/Galih Pradipta)

Setelah Sandi mundur, Monica dan Luis belum lagi menyaksikan wakil gubernur mondar-mandir di depan meja jaganya. Meski demikian, ada saja pejabat yang lalu lalang melintas pintu yang hanya bisa dibuka oleh pemegang kartu akses.

“Mereka staf TGUPP,” ujar Monica.

Pada 2019, anggota TGUPP berjumlah 67 orang dinahkodai Amin Subekti. Mereka bertugas antara lain: melaksanakan pengkajian dan analisis kebijakan Gubernur; memberikan pertimbangan, saran dan masukan dalam pelaksanaan kebijakan Gubernur; melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Gubernur.

Selain pejabat berseragam putih-putih, petugas berseragam coklat silih berganti masuk. Pria berseragam coklat itu kadang masuk membawa alat pembersih dan keluar lagi dengan menentang tong sampah.

Sepeninggal Sandiaga, ruang yang menghubungkan gedung utama dan Gedung G Balai Kota itu ditempati TGUPP. Ruangan yang telah ditata Sandiaga pun berubah.

Papan nama bertuliskan wakil gubernur tak lagi terpampang di pintu utama ruangan. Meja kerja wagub beserta papan nama di atasnya juga tak tampak di dalam.

“Pas Pak Sandi sudah tidak lagi di sini, semuanya sudah dirombak,"kata Monica.

Adapun dinding pemisah transparan yang membagi-bagi ruangan wagub masih tampak. Ruang rapat juga masih tetap utuh. Meski demikian, ruangan khusus untuk wagub tidak lagi ada.

Belakangan, ruangan itu semakin dijaga ketat sehingga hanya orang tertentu saja yang dapat masuk. Monica, yang pernah bertugas menjaga keamanan di ruang tengah wagub juga dipindahkan ke luar.

“Dulu orang bebas lalu lalang di sini, sekarang tidak bisa lagi,” katanya.

Menurut pejabat Sekretariat Wakil Gubernur, Nurul, pengetatan keamanan ruangan itu bukan tanpa alasan. Ia mengatakan, Gubernur Anies Baswedan akan menggunakan ruangan lantai tiga itu sebagai tempat kerja barunya. Sementara TGUPP dipindahkan ke Gedung Blok H lantai 18.

Sementara penjagaan keamanan dalam ruangan oleh Pamdal dan kamera pemantau (CCTV) dilakukan 24 jam. "Nanti malam kami diganti Pamdal cowok," kata Monica sembari bercermin, memperbaiki bedak di wajahnya. []

Baca juga:

Berita terkait
PKS dan Gerindra Deadlock Soal Cawagub DKI Jakarta?
PKS dan Gerindra mengalami jalan buntu atau deadlock soal calon Wakil Gubernur (cawagub) DKI Jakarta.
Sikut-sikutan Cawagub DKI, Prabowo Diminta Terlibat
Sengketa jatah kursi calon Wakil Gubernur (cawagub) DKI Jakarta antara Partai Gerindra dan PKS terus memanas. Prabowo Subianto diminta terlibat.
PKS Ingatkan Posisi Wagub DKI, Anies Lempar ke DPRD
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melempar ke DPRD soal posisi Wakil Gubernur DKI yang tidak kunjung terisi. Dia diingatkan Fraksi PKS.