Jakarta - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ruhut Sitompul mengaku tahu latar belakang pengusaha di balik penyelenggaraan Formula E yang membuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beserta bawahannya tetap mengucurkan dana commitment fee sebesar Rp 560 miliar untuk balapan mobil listrik yang tertunda menjadi tahun 2021 dengan adanya pandemi Covid-19.
"Ada juga sih pengusaha yang mengompori, kebetulan yang dekat sama dia, keluarganya ya. Saya tahu lah anak muda yang di belakangnya itu. Tapi tidak enak saya angkat di sini," kata Ruhut Sitompul saat berbicang di kanal YouTube Tagar TV, diunggah Minggu, 26 Juli 2020.
Tapi nanti kalau memang bermasalah, saya akan bilang juga pengusahanya, enggak ada urusan.
Dalam konteks ini Ruhut melihat sudah perlu melibatkan arbitrase internasional untuk pengembalian commitment fee Formula E, supaya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) lebih dari setengah triliun tersebut dapat terserap kembali ke Jakarta.
Baca juga: Formula E DKI Tergantung Covid-19 dan Anies Baswedan
Untuk itu ia mengingatkan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Formula E di Jakarta harus berupaya menarik kembali commitment fee. Jika terlalu lama bertindak, ia menakutkan anggaran tersebut bisa hangus.
Ruhut secara tegas meminta pihak-pihak yang dekat dengan Gubernur Anies untuk lekas mengembalikan uang rakyat, dan meminta mereka tidak menutup telinga terhadap protes dari orang-orang yang tidak setuju balapan Formula E.
"Pengusaha itu saya tahu, tapi saya tidak bisa bilang lah. Saya tahu di belakangnya, mau enggak ganti? Tapi nanti kalau memang bermasalah, saya akan bilang juga pengusahanya, enggak ada urusan. Cepat ambil, lama-lama hangus nanti itu APBD uang rakyat," kata pria yang kian moncer berkat aktingnya memerankan tokoh Poltak tersebut.
Baca juga: Formula E Gagal, Anies Layak Dipidana Seumur Hidup?

Ruhut hingga kini belum bersedia mengungkap sosok pebisnis di belakang Anies. Baginya, sangat tidak etis dan bukan waktu yang tepat untuk membongkar identitas pengusaha di balik penyelenggaraan Formula E. Sebab, bangsa Indonesia saat ini sedang diterpa wabah Covid-19 yang belum diketahui kapan akan berakhir.
"Kalau sekarang jangan lah, kita kan masih suasana Covid-19. Kita mendinginkan suasana. Tapi ini bahaya, bom waktu sudah banyak ditinggalkan oleh dia," ucap mantan politisi Demokrat itu.
Menurut Ruhut, Gubernur Anies telah mengabaikan tingginya penolakan dari rakyat menyoal penyelenggaraan Formula E. Terutama, ditolak karena memotong pohon di area Monumen Nasional (Monas), yang bakal menjadi sirkuit balap.
Alih-alih ingin tingkatkan pariwisata Jakarta dengan 'menjual' Monas, Anies justru mendapat kecamanan dari banyak pihak. Lantas Ruhut mengingatkan, banyaknya permasalahan di ibu kota akan menjadi batu sandungan Anies untuk menjadi capres tahun 2024. Terutama, semakin tingginya ambang batas parlemen untuk Pemilu mendatang.
"Termasuk parpol yang akan mendukung bisa enggak presidential threshold sekarang semakin meninggi. Enggak, berat... Karena saya yakin partai-partai besar mau tetap tinggi. Kalau itu susah dia paling head to head lagi. Mau lebih dari head to head? Jangan mempermainkan SARA, jangan ujaran kebencian, jangan fitnah, jangan meneror rakyat, itu tidak baik," kata Ruhut Sitompul mengingatkan Anies Baswedan. []