Jakarta - Rumah milik pahlawan sepa bola Italia di Piala Dunia 1982, Paolo Rossi, dirampok saat upacara pemakamannya pada hari Sabtu, 12 Desember 2020, seperti dilaporkan sejumlah media lokal. Upacara pemakaman pesepakbola itu digelar di Vicenza, Italia, setelah dia tutup usia pada hari Kamis, 10 Desember 2020, di usia 64 tahun.
Rossi mencetak 20 gol dalam 48 kali penampilannya bersama tim nasional Italia, termasuk enam gol saat tim Azzuri - julukan timnas Italia - menjadi juara Piala Dunia 1982 yang digelar di Spanyol.
Kantor berita Italia, Ansa, mengatakan istri Rossi, Federica Cappelletti, pulang dari upacara tersebut dan mendapati rumahnya di Tuscany, dibobol maling.
Paolo Rossi di lapangan hijau (Foto: bbc.com/indonesia)
Jam tangan milik mendiang Rossi dan uang tunai termasuk di antara barang-barang yang dilaporkan telah dicuri.
Kasus pembobolan ini sudah dilaporkan ke polisi dan penyelidikan sedang dilakukan.
Rossi dan keluarganya tinggal di sebuah rumah pertanian di Poggio Cennina, tempat pria kelahiran 1956 itu menjalankan perusahaan pertanian organik.
Kematiannya ditangisi masyarakat Italia, Rossi dianggap sebagai salah seorang pemain depan terbaik sepanjang masa di negeri itu.
Dia mencetak 20 gol dalam 48 kali penampilannya bersama tim nasional Italia, termasuk enam gol saat tim azzuri - julukan timnas Italia - menjadi juara Piala Dunia 1982 yang digelar di Spanyol.
Di level klub, Rossi adalah pencetak gol produktif untuk Vicenza dan Juventus. Bersama klub-klub tersebut, Rossi ikut berperan memenangkan dua gelar liga Serie A.
Kota Vicenza menjadi tempat bagi ribuan orang yang berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal kepada sang idola pada Sabtu, 12 Desember 2020.
Peti matinya dibawa ke katedral Santa Maria Annunciata oleh rekan-rekan satu timnya saat menjuarai Piala Dunia 1982, termasuk Marco Tardelli, Giancarlo Antognoni, Antonio Cabrini dan Fulvio Collovati.
"Saya tidak hanya kehilangan rekan satu tim, tapi juga seorang teman dan saudara," kata Cabrini, mantan bek kiri timnas Italia.
"Kami bersama-sama bertarung, memenangi laga dan kadang-kadang kalah, dan selalu berusaha bangkit, bahkan ketika kami didera kekecewaan.
"Kami adalah bagian dari sebuah kelompok, kelompok itu, kelompok kami. Saya tidak berpikir dia akan pergi begitu cepat."

Sebelum dimakamkan, peti mati Rossi ditempatkan di Stadio Romeo Menti di Vicenza. Di sana, para suporter meletakkan bunga dan memberikan penghormatan terakhir.
Sementara itu, para pemain sepak bola mengenakan ban lengan hitam untuk mengenang Rossi pada pertandingan hari Sabtu di Italia.
Proses mengheningkan cipta digelar selama satu menit sebelum tendangan pertama, dan foto Paolo Rossi dimunculkan pada layar besar dengan tulisan "Pahlawan tidak pernah mati" dan "Ciao Paolo". (bbc.com/indonesia). []