Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang Paman Sam kini berada di level Rp 16.300-an, berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (31/1/2035).
Posisi dolar AS yang menguat 46 poin atau 0,28% ini menjadi perhatian bagi para pelaku pasar. Analis Mata Uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, telah memperkirakan bahwa rupiah akan melemah terhadap dolar AS yang menguat. Hal ini terjadi setelah Presiden Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif impor perdagangan 25% kepada Kanada dan Meksiko.
"Rupiah diperkirakan akan kembali melemah terhadap dolar AS yang menguat. Dolar AS yang sempat melemah pasca data pertumbuhan PDB AS Q4 2024 yang lebih rendah dari perkiraan, berbalik menguat setelah Trump yang kembali mengancam tarif 25% kepada Kanada dan Meksiko," ujar Lukman.
Tarif impor yang tinggi ini dikhawatirkan akan memicu inflasi AS yang berat untuk mencapai target The Fed sebesar 2%. Jika hal ini terjadi, bank sentral AS mungkin akan memilih untuk menahan suku bunga, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang global, termasuk rupiah.
Para pelaku pasar kini mengawasi perkembangan situasi ini dengan cermat, mengingat dampak yang dapat ditimbulkan terhadap stabilitas ekonomi global dan pasar keuangan. Pergerakan dolar AS yang menguat ini juga berpotensi mempengaruhi arus modal di pasar emerging seperti Indonesia.