Pagi ini, rupiah berhasil merangkak naik dan berada di level Rp16.309 per dolar AS. Penguatan ini tercatat sebesar 42 poin atau 0,26 persen dari perdagangan sebelumnya. Meskipun masih dalam kisaran yang relatif ketat, kenaikan ini memberikan sedikit optimisme bagi pelaku pasar.
Mata uang di kawasan Asia menunjukkan performa yang bervariasi. Baht Thailand menguat 0,09 persen, peso Filipina menguat 0,56 persen, dan dolar Singapura menguat 0,04 persen. Namun, yuan China dan won Korea Selatan mengalami pelemahan, masing-masing 0,05 persen dan 0,09 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Sementara itu, mata uang utama dari negara maju juga menunjukkan fluktuasi. Euro Eropa melemah 0,03 persen, dolar Australia menguat 0,02 persen, dan dolar Kanada melemah 0,03 persen. Pergerakan ini mencerminkan dinamika pasar global yang terus berubah.
Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengatakan bahwa penguatan rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh data pekerjaan yang lebih lemah dari perkiraan. "Dolar AS juga melemah karena meredanya kekhawatiran akan perang dagang global," jelas Lukman. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp16.300 hingga Rp16.400 per dolar AS hari ini.
Pergerakan rupiah yang positif ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi ekonomi Indonesia, terutama di sektor ekspor dan investasi. Namun, para pelaku pasar tetap perlu waspada terhadap berbagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi stabilitas mata uang nasional.