Jakarta – Perdana Menteri (PM), Israel Naftali Bennett, hari Minggu, 27 Februari 2022, menawarkan diri untuk menjadi mediator untuk menengahi permusuhan Moskow dengan Ukraina. Kremlin mengatakan tawaran itu muncul dalam percakapan melalui telepon dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Tawaran itu terjadi menyusul permintaan Ukraina kepada Israel selama berbulan-bulan untuk menjadi perantara. Israel memiliki hubungan baik dengan Moskow dan Kyiv, dan PM Bennett secara terbuka telah menahan diri untuk memberikan komentar tentang pertempuran di Ukraina.
Seorang pejabat Israel mengatakan PM Bennett mengatakan kepada Presiden Putin bahwa Israel "siap membantu kapan saja, dan seperti yang diminta, untuk membantu menyelesaikan krisis dan mendekatkan kedua pihak."

Sementara menteri luar negeri Israel telah menggemakan kecaman Barat atas invasi Rusia ke Ukraina, Bennett memilih tidak berkomentar. Israel waspada terhadap bentrokan dengan Moskow, yang memiliki kekuasaan militer atas tetangganya Suriah.
Pernyataan Kremlin mengutip Putin yang mengatakan bahwa Rusia siap untuk mengadakan pembicaraan dengan Ukraina di Belarus, tetapi pihak Ukraina "tidak mengambil kesempatan itu." Minsk selaras dengan Moskow. Ukraina sejauh ini menolak mengadakan pembicaraan di Belarus, tetapi tetap membuka pintu untuk hal tersebut.
Israel adalah tempat bagi ratusan ribu imigran dari Rusia dan Ukraina (ah)/Reuters/voaindonesia.com. []
Latar Belakang Konflik Ukraina dan Invasi Rusia ke Donbas
Perang Hibrida Dikobarkan Rusia di Ukraina
Amerika Sebut Tindakan Putin di Ukraina Sebagai Awal Perang
Reaksi Dunia Atas Tindakan Rusia Terhadap Ukraina