Pematangsiantar - Pengamat Intelijen dan Terorisme, Stanislaus Riyanta berpandangan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Ali Kalora sengaja menunjukkan eksistensi di saat Indonesia diterpa wabah virus corona atau Covid-19, dengan agenda terselubung memberikan paham khilafah kepada umat.
Stanislaus menjelaskan, MIT sengaja mengambil kesempatan untuk memberikan pesan kepada pemerintah bahwa mereka ingin beraksi. Di samping itu, kata dia, Ali Kalora cs juga sengaja memenggal kepala seseorang untuk menebar ketakutan di tengah masyarakat.
Sebenarnya kelompok ini menawarkan sesuatu kepada masyarakat bahwa dia adalah solusi, dialah yang benar dan menawarkan sesuatu melalui ajaran-ajaran khilafahnya.
Dalam konteks ini, Stanislaus beranggapan kelompok teroris tersebut sebenarnya sedang mengirim pesan kepada masyarakat bahwa mereka dapat memberikan jalan terbaik dalam kondisi saat ini dan berupaya mempropaganda agar semua pihak membenci pemerintah yang dianggapnya thogut.
Baca juga: Politisi PSI Posting Video Teroris Poso Ancam Polisi
"Teroris atau kelompok-kelompok yang ada di posisi itu kan mencari momentum. Momentum di mana mereka bisa beraksi dan di mana mereka bisa eksis ketika melihat pihak atau orang yang dimusuhinya itu sedang mengalami sesuatu, seperti pandemi Covid-19 ini kan," kata Stanislaus kepada Tagar, Senin, 20 April 2020.
Tak hanya itu, dia kembali menegaskan MIT juga merilis video propaganda berdurasi 1 menit seperti yang sudah tersebar di media sosial beberapa hari terakhir. Dalam video itu mereka mengancam akan menghabisi nyawa bantuan polisi atau Banpol.
"Kemudian dia eksis dan memunculkan video propaganda seperti yang dibilang dia 'pemerintah thogut akan habis karena corona' salah satunya itu. Dia ingin mempropaganda masyarakat," ujarnya.
Kemudian, kata dia, MIT juga memberikan tawaran kepada masyarakat bahwa mereka punya solusi di saat ada wabah Covid-19 seperti sekarang ini melalui propaganda agenda khilafah.
"Sebenarnya kelompok ini menawarkan sesuatu kepada masyarakat bahwa dia adalah solusi, dialah yang benar dan menawarkan sesuatu melalui ajaran-ajaran khilafahnya," kata Stanislaus.
Baca juga: Pengamat Intelijen Ungkap Identitas Teroris Poso
Sebelumnya, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi mem-posting video di akun Twitter @uki23, pada Sabtu, 18 April 2020. Terdapat seorang teroris yang mengaku sebagai Mujahidin Poso, mengajak para jihadis di Indonesia untuk tak gentar maju melawan musuh Allah.

"Salam, kami dari Mujahidin Poso untuk kalian semua mujahidin di Indonesia untuk bersabar dan teguh di atas jalan jihad, tetap berusaha untuk memerangi musuh-musuh Allah dimanapun kalian berada," kata pria tidak dikenal itu sambil mengacungkan tangan ke arah kamera.
Lantas, pria itu juga mengancam akan menghabisi nyawa para Banpol yang ada di Poso.
"Dan untuk para Banpol yang ada di Sulawesi Tengah dan Poso, akan kami potong batang leher kalian dalam waktu dekat insya Allah," kata teroris Poso itu. []