Jakarta - Perusahaan raksasa pakaian olahraga global Nike (NKE), Inc. menyatakan bahwa wabah virus corona atau Novel Coronavirus (2019-nCoV) yang berasal dari Kota Wuhan, Hubei, China berdampak pada bisnisnya di sana.
Pasalnya, mirip dengan perusahaan lain di pasar China, sekitar setengah dari toko milik Nike diketahui telah ditutup sementara. Selain itu, operasional jam kerja di toko retail Nike lebih pendek dari yang seharusnya.
"Dan mengalami lalu lintas ritel yang lebih rendah dari yang direncanakan di toko-toko yang tetap buka. Dalam jangka pendek, kami memperkirakan situasi ini memiliki dampak secara material pada operasi kami di China Raya," kata perusahaan asal Amerika tersebut, Rabu, 5 Februari 2020 seperti dilansir dari Yahoo Finance.

Saham Nike Turun Tiga Persen
China Raya merupakan salah satu kunci dari strategi global Nike, bisnis internasional di kawasan ini tumbuh 23 persen di kuartal kedua (Q2). CEO Nike yang baru John Donahoe mengatakan penyebaran virus korona sebelumnya tidak dipertimbangkan ketika perusahaan mengeluarkan panduan Q3-nya.
Tapi, meski ada hantaman yang mungkin ditimbulkan oleh situasi di Tiongkok, Donahoe masih yakin Nike punya prospek jangka panjang di Cina.
"Terlepas dari situasi yang sulit ini, peluang jangka panjang Nike untuk terus melayani konsumen di China Raya dengan inspirasi dan inovasi tetap sangat kuat," ucapnya.
Dalam konteks dinamika yang berkembang terkait dengan coronavirus di China, Nike, Inc. pun memprioritaskan kesehatan dan keselamatan rekan kerja dan mitra kerja Nike di sana serta bekerja sama dengan pihak berwenang setempat.
Seperti dilansir dari Aljazeera.com virus corona menyebabkan kematian pada 490 orang di China, Selasa, 4 Februari 2020, setelah Hubei, provinsi tempat virus itu diduga berasal, melaporkan 65 orang telah meninggal akibat infeksi mirip flu.
Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan, Rabu, 5 Februari 2020 jumlah infeksi yang dikonfirmasi di negara itu naik menjadi 24.324 setelah 3.887 orang tambahan didiagnosis dengan virus. []