Jakarta – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada Aung Pyae Sone dan Khin Thiri Thet Mon, dua anak yang sudah dewasa dari panglima militer Myanmar, Min Aung Hlaing. Militer melakukan kudeta terhadap pemerintahan sipil yang secara de facto dipegang oleh tokoh nasionalis Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021.
Departemen Keuangan AS yang mengumumkan sanksi tersebut pada Rabu, 10 Maret 2021. AS menuduh Min Aung Hlaing sebagai "pelaku utama dalam penggulingan pemerintah yang dipilih secara demokratis di Myanmar."
Pada tanggal 8 Agustus 1988, militer Burma, sekarang Myanmar, menindak demonstran antipemerintah, menewaskan ratusan pengunjuk rasa dan menjadikan Aung San Suu Kyi jadi ikon politik demokrasi (Foto: bbc.com).
"Aung Pyae Sone dan Khin Thiri Thet Mon mempunyai berbagai bisnis yang secara langsung mendapat keuntungan dari posisi dan pengaruh buruk ayah mereka," pernyataan dalam siaran pers Departemen Keuangan.
Keduanya akan diblokir dari semua properti dan kepentingan “yang dimiliki secara langsung atau tidak langsung, 50% atau lebih oleh mereka, secara individu atau dengan orang-orang yang dicekal lainnya, yang berada di Amerika atau yang memiliki kontrol atas orang-orang AS.”
Amerika telah menyerukan agar Aung San Suu Kyi, pemimpin Partai Liga Nasional Partai Demokrasi segera dibebaskan, juga Presiden Win Myint yang digulingkan, para pengunjuk rasa, wartawan dan aktivis hak asasi manusia yang telah ditahan secara tidak adil sejak 1 Februari.
Bulan Februari 2021 lalu, AS mengumumkan sanksi terhadap rezim militer Burma. Mulai Desember 2017, AS menjatuhkan sanksi pada para pelaku kekejaman Rohingya, termasuk Min Aung Hlaing dan wakilnya, Jenderal Soe Win (ps/lt)/voaindonesia.com. []