Jakarta - Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) akan menyediakan 120 juta test cepat atau rapid test antigen Covid-19 untuk 133 negara. Berdasarkan pernyataan WHO, nantinya mereka akan memprioritaskan negara-negara yang berpendapatan rendah dan menengah yang memiliki kasus dalam jumlah besar.
Dijelaskan oleh Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, pihaknya telah berkomunikasi dengan WHO melalui perwakilan yang ada di Indonesia. Ia memastikan, dalam hal ini pemerintah telah mengusulkan agar Indonesia dapat dipertimbangkan sebagai negara prioritas penerima rapid test antigen.
Karena ini mendeteksi antigen.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Prof. Wiku Bakti Bawono Adisasmito saat konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, pada Kamis, 25 Juni 2020. (Foto: BNPB)
"Kami mohon untuk bisa dipertimbangkan mendapatkan bantuan dari WHO untuk tes cepat ini. Agar kita bisa mendeteksi lebih cepat kasus Covid-19 yang ada di tengah-tengah masyarakat," kata Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 1 Oktober 2020.
Baca juga: Cegah Penyakit Pandemi, Ratusan Warga Bantaeng Rapid Test
Kemudian ia menjelaskan, Indonesia telah mendapatkan rekomendasi dari WHO untuk menyelenggarakan tes cepat Covid-19 yang kualitasnya baik.
"Karena ini mendeteksi antigen, tentunya akan lebih baik dibandingkan mendeteksi antibodi dalam rangka proses screening sebelum dilakukan tes penegakan diagnosa dengan realtime PCR," ucap Wiku.
Baca juga: Satgas C-19: Rapid Test Antigen Bisa Dipakai di Indonesia
Selain itu, berkaitan penangan pasien Covid-19, untuk perawatan pasien dipastikan akan ditanggung pemerintah, sesuai dengan kriteria pasien, rumah sakit (RS), dan jenis layanannya.
"Lalu untuk alat transportasi pasien Covid-19 menuju rumah sakit atau puskesmas, pemerintah telah menyiapkan mobil ambulans yang khusus mengangkut pasien dari rumah dan dari kediaman untuk ke rumah sakit. Agar mendapatkan perawatan di rumah sakit," tuturnya. []