Pematangsiantar - Sabtu 14 Desember 2019 malam di Siantar Hotel, Jalan WR Supratman, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Diawali dengan kehadiran seorang pria, duduk di sebuah bangku dan menghadap meja. Dia seperti memainkan sesuatu di atas meja. Lampu remang, hanya ada fokus ke sosok pria itu. Prak, seperti ada yang jatuh dari tangannya. Dan itu mengejutkan. Sebuah prolog dimainkan.
Tak lama, muncul seorang perempuan, mengenakan pakaian daster emak-emak di wilayah Melayu, Sumatera Utara dan memakai ikat kepala dari kain. Dengan lincah dia naik ke panggung. Sambil berceloteh, dia menuju sebuah jemuran. Di bawahnya sudah teronggok sebuah ember.
Dia mengambil kain dari ember itu, untuk kemudian dia jemurkan. Itu dia lakukan sambil mendengarkan musik kesukaan yag diputar dari rumah. Sambil mulutnya berkicau layaknya emak-emak. Tak lama muncul seorang perempuan lagi, putrinya. Mengenakan baju terusan yang senada dengan emaknya.
Putrinya seperti menuntut barang yang dia butuhkan sebagai remaja kekinian. Tentu saja emaknya mengomel, dan tak menuruti permintaan putrinya. Karena permintaan tidak dituruti, si putri merajuk dan pergi. Si emak sedikit emosi melihat tingkah sang putri.
Sesi itu, jeda sejenak. Lampu menyala. Panggung dengan backdrop ukuran besar bertuliskan Perayaan Jurnalis Siantar Simalungun tampak jelas.
Tema: "Usahakanlah Kesejahteraan Kota Kemana Kamu Akan Buang Dan Berdoalah Untuk Kota Itu Kepada Tuhan. Sebab Kesejahteraannya adalah Kesejahteraanmu". Di bawahnya, tema: Peran Jurnalis, Kepala Daerah dan Orang Percaya dalam Membangun Kota".
Sesi berikutnya, panggung diisi sekumpulan emak-emak, dan seorang perempuan, jurnalis televisi. Jurnalis ini mengarahkan kameranya kepada emak-emak. Satu-satu menyampaikan keluhannya dengan cara khas ala Sumatera Utara, bahkan kental serasa aksen Batak.
Tidak ada akses jalan menuju Kota Pematangsiantar, kami meminta jembatan tersebut diperbaiki
Kicuan mereka di depan kamera itu, mengundang tawa penonton. Terutama ketika emak-emak itu mengeluhkan tentang jembatan putus. Satire yang memanaskan telinga pejabat terutama Gideon Purba, Sekda Kabupaten Simalungun yang dikabarkan mundur dari jabatannya, karena berniat maju dalam Pilkada Kabupaten Simalungun Tahun 2020.
Sebagaimana diketahui, jembatan putus ada di Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, sejauh ini belum juga diperbaiki. Dalam aksi kocak itu ada lima tuntutan disampaikan.
Aksi panggung Teater Kosong Satoe USi Pematangsiantar dalam Perayaan Natal Jurnalis Siantar Simalungun, Sabtu 14 Desember 2019. (Foto: Tagar/Ist)
"Tidak ada akses jalan menuju Kota Pematangsiantar, kami meminta jembatan tersebut diperbaiki, meminta bantuan karena desa kami kebanjiran," kata salah seorang emak.
Dua emak-emak, satu di antaranya wanita hamil melontarkan ancamannya kepada pemerintah jika jembatan itu tidak diperbaiki. "Kalau sampai Tahun Baru jembatan itu tak bagus, pemerintah tengoklah," kata satu di antaranya.
Penampilan Teater Kosong Satoe dari mahasiswa Universitas Simalungun, Kota Pematangsiantar itu menjadi puncak perayaan Natal Jurnalis Pematangsiantar-Simalungun yang digelar, Sabtu 14 Desember 2019 di Siantar Hotel, Jalan WR Supratman, Kota Pematangsiantar.
Natal diisi ibadah dan kotbah yang dibawakan Sekjen GKPS Pdt Paul Ulrich Munthe. Dalam kotbahnya, pendeta berharap para jurnalis mengabarkan kebaikan dan kedamaian demi memajukan kesejahteraan bagi Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun.
Kapolres Simalungun AKBP Heribertus Oppusunggu diawal memberikan sambutan karena buru-buru hendak ke Polda Sumatera Utara.
Usai memberikan sambutan dia menyumbangkan sebuah lagu rohani. Dia juga menerima sebuah cenderamata berupa karikatur dirinya, hal sama diterima Kapolres Pematangsiantar AKBP Budi Pardamean Saragih.
Wali Kota Pematangsiantar tak hadir. Dia mengutus Asisten I Pemko Pematangsiantar, Leonardo Simanjuntak, yang kemudian membacakan sambutan tertulis Hefriansyah.
Natal tak hanya dihadiri jurnalis beragama Kristen, tetapi juga para jurnalis yang beragama Islam. Ketua panitia Armeindo Sinaga mengapresiasi kehadiran para jurnalis tersebut sebagai bagian dari kebersamaan. []