Jakarta - Hari Polio Sedunia diperingati setiap tanggal 24 Oktober setiap tahunnya sebagai upaya mengendalikan dan mengakhiri penyakit ini. Hari Polio Sedunia, juga diperingati untuk mengenang Jonas Salk, orang yang kali pertama memimpin tim pembuatan vaksin melawan penyakit polio.
Poliomyelitis atau polio sendiri, adalah penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Infeksi polio sudah dimulai pada masa prasejarah. Wikipedia menulis, penyakit ini telah menyebabkan kelumpuhan dan kematian di sebagian besar sejarah manusia.
Selama ribuan tahun, polio diam-diam bertahan sebagai patogen endemik hingga tahun 1900-an ketika epidemi besar mulai terjadi di Eropa. Selanjutnya, epidemi meluas di Amerika Serikat. Pada puncaknya pada 1940-an dan 1950-an, polio melumpuhkan atau membunuh lebih dari setengah juta orang di seluruh dunia setiap tahun.

Bukti sejarah Polio diketahui melalui lukisan Mesir kuno yang menggambarkan orang-orang sehat dengan anggota tubuh layu, dan anak-anak berjalan dengan tongkat di usia muda. Polio, sangat mudah menyebar terutama pada anak-anak dibawah usia 5 tahun dan sampai saat ini belum ada obatnya, tetapi dapat dicegah dengan imunisasi.
Selain kelumpuhan permanen, polio juga dapat menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan sehingga penderitanya kesulitan bernapas. Halodoc menulis, 95% hingga 99% dari orang yang terinfeksi virus polio tidak memiliki gejala apapun. Meski demikian pengidap polio tetap dapat menyebarkan virus ini kepada orang lain yang berada disekitarnya.
Berdasarkan gejala yang muncul, polio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu polio nonparalisis atau yang tidak menyebabkan kelumpuhan dan polio paralisis yang menyebabkan kelumpuhan. Gejala polio non-paralisis seperti, demam, nyeri saat menelan, nyeri kepala, muntah, lemas dan meningitis.
- Baca juga : Sejarah Hari Dokter Nasional 24 Oktober
- Baca juga : Sejarah Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB 24 Oktober
Sedangkan gejala polio paralisis awalnya dapat menyerupai polio tipe non-paralisis namun setelah satu minggu, gejala lainnya akan mengikuti. Seperti kehilangan refleks, nyeri otot dan kram otot yang parah dan kaki menjadi terkulai.
Selanjutnya, terjadi Paralisis atau kelumpuhan yang terjadi tiba-tiba, kelumpuhan ini dapat bersifat temporer maupun permanen. Lalu penderita juga bisa mengalami kelainan ekstremitas bawah, terutama pada pinggul dan pergelangan kaki.
- Baca juga : Sejarah Hari Santri Nasional 22 Oktober
- Baca juga : Hari Radang Sendi Sedunia 12 Oktober, Kenali Gejalanya
Virus polio menyebar melalui kontak dengan feses yang terinfeksi. Barang-barang yang dekat dengan feses yang terinfeksi juga dapat menjadi pusat penyebaran virus ini. Selain itu, tidak jarang pula virus ini ditularkan dari penderita ke orang sekitar melalui bersin maupun batuk.
Orang-orang yang memiliki risiko tinggi terkena Polio adalah yang tinggal di daerah terpencil dengan kesulitan akses air mengalir yang bersih terutama untuk MCK. Selain itu, ibu hamil dengan HIV positif serta anak-anak yang tidak divaksinasi juga berisiko tinggi terkena virus ini.[]