Jakarta – Selandia Baru akan memperpendek jarak waktu antara dosis vaksin Covid-19 kedua dan booster, dan menunda pembukaan kembali perbatasannya secara bertahap untuk mencegah kemungkinan merebaknya varian Omicron.
Menteri Urusan Covid-19 Chris Hipkins mengatakan kepada wartawan, Selasa, 21 Desember 2021, pemerintah Negeri Kiwi itu telah menyetujui “serangkaian tindakan pencegahan'' sehubungan dengan ancaman yang ditimbulkan oleh Omicron.
Jarak waktu antara pemberian dosis vaksin kedua dan booster akan dipersingkat dari enam menjadi empat bulan, dan ini berarti 82% warga Selandia Baru yang telah divaksinasi penuh akan diberikan booster pada Februari.
Jalanan di pusat bisnis kota Auckland, Selandia Baru, terlihat sepi di tengah pandemi Covid-19, 27 Agustus 2021 (
Regulasi ketat perbatasan sejauh ini berhasil mencegah Omicron menyebar di Selandia Baru. Satu-satunya kasus yang dilaporkan sejauh ini adalah pelancong yang saat ini sedang dikarantina di sebuah fasilitas isolasi yang dikelola pemerintah.
“Kita sudah tahu bahwa booster secara signifikan meningkatkan kekebalan seseorang, serta mengurangi penyebaran dan tingkat keparahan Covid-19,” kata Hipkins.
Rencana untuk mengizinkan pelancong dari Australia melakukan isolasi mandiri mulai 17 Januari 2022, dan bukannya menjalani isolasi yang dikelola pemerintah, telah ditunda hingga akhir Februari 2022.

Hipkins mengatakan dengan negara bagian New South Wales, Australia, “yang diperkirakan akan menghadapi 25.000 kasus per hari pada akhir Januari, membuka perbatasan (Selandia Baru) pada pertengahan Januari (2022-red.) seperti yang direncanakan hanya menghadirkan risiko yang terlalu tinggi.” (ab/uh)/voaindonesia.com. []
Kasus Baru Covid-19 di Selandia Baru Ungkap Tingkat Vaksinasi Rendah
Selandia Baru Perpanjang Lockdown Ketat Terkait Pandemi Covid-19
Kasus Covid-19 di Auckland Selandia Baru Capai Angka Tertinggi
Selandia Baru Tinggalkan Strategi Pemberantasan Covid-19