Semarang - Pemerintah Kota Semarang meningkatkan kewaspadaan potensi masuknya virus corona atau covid-19 ke wilayahnya. Kesiapsiagaan tersebut menyusul terjangkitnya dua warga Depok yang positif corona setelah berinteraksi dengan warga asing yang berkunjung ke Indonesia.
Sudah dua warga Kota Semarang yang saat ini dalam pemantauan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang dr Mochamad Abdul Hakam mengungkapkan salah satu strategi pihaknya adalah memantau kesehatan warga Semarang yang tiba dari luar negeri, khususnya negara yang terjangkit corona. Pemantauan dilakukan selama 14 hari, sesuai dengan masa inkunbasi penyakit tersebut.
“Sudah dua warga Kota Semarang yang saat ini dalam pemantauan. Kami pantau sampai warga tersebut benar-benar aman tanpa gejala terjangkit virus corona,” kata dia saat di temui Tagar di kantornya, Selasa, 3 Maret 2020.
Hakam menuturkan sejak November 2019, pihaknya telah memberi perhatian khusus pada virus tersebut. Kemudian, setelah virus itu menyebar ke berbagai negara, Kota Semarang juga tak tinggal diam. Pada akhir Januari lalu, DKK Semarang bersama Pemerintah Jawa Tengah Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Semarang membuat simulasi penanganan pasien terjangkit virus corona.
"Pengawasan kesehatan tentu saat ini kami tingkatkan. Dan kami telah menggelar simulasi penanganan di Bandara Ahmad Yani dan RSUP dr. Karyadi," ujarnya.
Tak hanya itu, bersamaan dengan simulasi yang dilakukan, DKK dan KKP juga sepakat untuk membuat posko di bandara dan pelabuhan. Posko tersebut mereka beri nama Posko Tim Gerak Cepat, beranggotakan dokter dan perawat dari sejumlah rumah sakit yang ada di Kota Semarang.
Hakam memaparkan, ada 29 rumah sakit dan 37 puskesmas yang sudah menyatakan komitmennya untuk bersinergi bersama mencegah masuknya virus corona ke Kota Semarang. Tenaga kesehatan dari rumah sakit digilir setiap hari untuk mengisi posko di pelabuhan dan bandara.
Sedangkan di puskesmas, dibuat tim penyelidikan epidemi. Tim ini, kata Hakam, bertugas melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap warga Kota Semarang yang baru tiba dari luar negeri. "Alurnya sudah kami siapkan semuanya," ucap dia.
Hakam menambahkan saat ini pihaknya tak lagi menggunakan istilah suspect. Yang ada pasien dengan pengawasan dan pasien dengan pemantauan. Hal itu, berlaku bagi siapa saja warga Kota Semarang yang baru tiba dari luar negeri.
“Kami kan tidak ada istilah suspect. Istilahnya sekarang ada dua, pasien dengan pengawasan dan pasien dengan pemantauan,” sebutnya. []
Baca juga:
- Jokowi Sebut Gejala Virus Corona Mirip Flu
- Antisipasi Cegah Virus Corona Ala Selebriti Dunia
- Panic Buying Virus Corona, Peran Buzzer Kian Disorot