Makassar - Cuaca panas menyengat yang bisa mencapai angka 35 derajat celcius di kota Makassar. Namun jangan khawatir, karena di kota ini kita dapat menemukan beragam kuliner yang menyegarkan dan dijamin dapat menjadi pertolongan pertama saat dahaga menyerang.
Salah satu jajanan segar yang banyak digemari oleh masyarakat kota Makassar adalah es teler gula merah. Meskipun faktanya, es teler sangat terkenal di provinsi Jawa Tengah (Jateng), ternyata Makassar juga punya es teler yang khas dan berbeda.
Membaca kata kuburan, umumnya orang mengunjunginya saat ada yang ingin di makamkan atau sekadar ingin melayat ke kuburan sanak saudagar. Tapi ada yang berbeda dengan kompleks pekuburan di Makassar, di mana di salah satu sudutnya hampir setiap hari ramai dikunjungi, apalagi saat cuaca saat dalam kondisi panas-panasnya.
Kalau saya pertama kali makan es teler di temat ini itu pada tahun 2011 saat baru masuk kuliah.
Di Kota Makassar terdapat tempat menarik untuk menikmati es teler gula merah adalah kawasan taman pekuburan Panaikang, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Bukan untuk mengantarkan orang yang akan dimakamkan atau melayat, orang- orang banyak yang berkunjung ke kompleks kuburan ini untuk menikmati segelas kesegaran es teler yang sudah ada sejak tahun 1979 silam.
Di kompleks pekuburan ini, kedai es teler yang dirintis oleh Abdul Rasyid hampir setiap harinya dipenuhi oleh pelanggan setia maupun pelanggan yang baru saja ingin mencoba kenikmatan es teler ini.
“Kalau saya pertama kali makan es teler di temat ini itu pada tahun 2011 saat baru masuk kuliah. Awalnya saya sering lewat di depan kuburan ini, tapi tidak tahu kalau ada penjual es teler karena saya kira hanya kuburan saja. Tapi dari hari ke hari, ada banyak kendaraan yang parkir, setelah penasaran akhirnya saya singgah,” ujar, Abdul Malik, salah seorang pelanggan di kedai es teler milik Abdul Rasyid.
Alumni salah satu universitas swasta di Makassar ini menambahkan, pada saat pertama kali mencobanya, dan kebetulan pada saat singga saat itu cuaca lumayan panas, rasanya sangat enak dan manis. Manisnya bukan berasal dari susu kental, tapi berasal dari gula aren cairnya.
“Mungkin air gula arennya ini yang membuat es teler di tempat ini menjadi enak,” kata dia.
Meski berada di tempat yang seram, namun nyatanya lelaki yang bekerja di salah satu perusahaan swasta ini mengaku hanya sempat takut pada saat pertama kali singgah, tapi karena sudah keseringan singgah dan menikmati es teler, ia pun sudah akrab dengan suasana pekuburan.
“Kadang yang buat saya merasa merinding kalau baru-baru saja ada orang yang di makamkan sementara saya masih makan es teler. Jadinya tetap menikmati saja,” jelasnya.
Bagi Malik, dirinya biasa memesan dua gelas es teler untuk dinikmatinya sendiri. “Kalau cuaca lagi panas-panasnya, yah saya pesan dua gelas untuk diri sendiri,” jelasnya.

Dari Harga Rp200 Menjadi Rp10 Ribu
Di tahun pertama Abdul Rasyid menjajakan es telernya pada tahun 1979, harga satu gelas es teler saat itu dihargai dengan Rp 200 tiap porsi dan saat ini untuk satu gelas dengan ukuran gelas yang tidak pernah berubah telah dihargai Rp10 seporsi.
“Setiap tahun kan harga bahan-bahan untuk membuat es teler semakin naik, jadi harga juga ikut naik seiring perkembangannya,” ujar Rasyid.
Lelaki berumur 84 tahun itu juga mengakui bahwa dari awal dirinya mendirikan usaha es teler ini, lokasi jualannya tidak pernah berpindah tempat. Apalagi menurutnya, pelanggannya yang sudah tidak tinggal di Kota Makassar misalnya masih sering kembali untuk menikmati es teler racikannya.
“Kalau kami pindah tempat jualan es teler, takutnya pelanggan kami yang tinggal di luar daerah saat datang lagi ke Makassar bisa tidak tahu tempat kami menjual,” tambah dia.
Meski tidak muda lagi, saat ini penjualan es teler di tempatnya lebih banyak dibantu oleh anak-anak dan cucunya untuk berjualan. Demikian, untuk racikan es telernya dirinya tetap turun tangan untuk tetap memastikan rasa dan kualitasnya tetap terjamin.
Ia juga menambahkan, meski sudah ada beberapa penjual serupa yang berada di areal pekuburan namun kedai es teler miliknya lah yang paling pertama. Di mana dahulu, Ia masih menggunakan gerobak untuk menjual hingga kini sudah ada tempat menjualnya.
Suasana kedai es teler di kompleks pekuburan Panaikang, Makassar. (Foto: Tagar/Aan Febriansyah)
Kunci Kelezatan di Cairan Gula Merah
Kenikmatan es teler racikan Abdul Rasyid memang bisa dikatan salah satu yang terenak di Makassar, meski sebenarnya, untuk isian es teler tidak begitu jauh berbeda dari es teler pada umumnya, yaknida potongan pepaya, kacang merah atau campek, ketan hitam, cincau, dan nangka, sagu mutiara, kacang disko (kacang yang dibalut adonan manis), dan lainnya.
“Kalau menurut saya sebagai pelanggan, yang enak dari es teler di tempat ini adalah cairan gula arennya yang menjadi kunci kelezatannya. Karena kalau lihat komposisinya sama dengan tempat es teler yang lain,” ujar Musdalifa, salah seorang pelanggan Abdul Rasyid lainnya.
Wanita yang kini masih menempu pendidikan di salah satu universitas negeri di Makassar menambahkan, ketika mencicipi es teler, rasa manis yang ringan dan khas akan menggoyang lidah. Belum lagi, kuah es telernya yang kental terasa lembut di mulut. Dijamin bikin ketagihan.
Kunci kelezatan yang berasal dari cairan gula merah ini juga diiyakan oleh Abdul Rasyid, ahasia yang membuat es teler dagangannya berbeda dengan es teler lain di kota Makassar terletak pada racikan saus gula merah yang ia sendiri menolak untuk mengemukakan resep serta teknik pembuatannya.
“Kalau soal rahasia kelezatan tidak bisa untuk dibagi- bagi kepada orang lain, nanti ada yang tiru,” lanjut Abdul Rasyid.
Suasana area pekuburan Panaikang, Makassar yang menjadi lokasi jualan es teler. (Foto: Tagar/Aan Febriansyah)
Tinggal di Kompleks Pekuburan
Untuk menikmati kelezatan es teler racikan dari Abdul Rasyid, sangat mudah di temukan patokannya ada pintu masuk terakhir (arahnya dari pusat kota). Jaraknya juga dekat dari kantor Komando Daerah Militer (Kodam) XIV Hasanuddin, yakni kurnag lebih 100 meter saja.
Kedai es teler milik Abdul Rasyid ini pas berada di pintu masuk Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panaikang, Kecamatan Panakkukang, Makassar. Kedai ini juga mulai buka pada jam 11 siang hingga sore hari dan biasanya menjual ratusan gelas es teler per harinya.
Abdul Rasyid menambahkan, alasan dirinya membuka kedai es teler di tempat yang tidak biasa ini karena dirinya sendiri memang tinggal tidak jauh dari lokasi pekuburan tempat dirinya saat ini berjualan.
“Saat itu niatnya hanya untuk berjualan dan mencari rejeki untuk keluarga,” jelasnya.
Dengan tahun jualan yang sudah sangat lama ini juga, Abdul Rasyid mengklaim bahwa dagangan es teler gula merahnya merupakan yang tertua di Makassar. Dengan rasanya yang nikmat ini Abdul Rasyid tidak memiliki rencana untuk membuka cabang demi menjaga kualitas resep dan nama baik es teler gula merah dagangannya.
Menurutnya, selain cita rasa es telernya yang tetap konsisten hingga saat ini, dukungan dari para masyarakat serta pelanggan setia turut menjadi faktor yang membuat Es Teler Kuburan Panaikang ini tetap bertahan dan melegenda sampai sekarang.
Meskipun berlokasi di halaman pekuburan, namun pengunjung yang datang memang sehari-harinya terlihat sangat ramai, terutama pada waktu siang hingga sore hari. Menyantap segelas es teler di halaman pekuburan Panaikang memang dijamin bikin segar, bukan bikin kesurupan.
Bagi yang penasaran dengan rasa dan lokasi yang sedikit mistis, jika berkunjung ke Kota Makassar jangan lupa untuk mampir mencicipinya yah. []
Baca juga:
- Jumat Soren, Ngepit Wanci Longgar di Yogyakarta
- Cerita Jeurat Panyang, Kuburan 17 Meter di Aceh
- Jejak Sunan Kalijaga di Legenda Kera Desa Ngujang