Jayapura - Immaneul Metlama, 35 tahun, salah seorang pengungsi dari Wamena, merasa bersyukur karena ia bersama sang istri yang sedang hamil sembilan bulan, serta dua orang anaknya bisa tiba di Jayapura dengan selamat.
Metlama yang merupakan orang asli Wamena ini berencana akan tinggal untuk sementara waktu di rumah keluarganya yang berada di Kota Jayapura, sampai situasi Wamena benar-benar dinyatakan aman.
"Bersyukur sekali kami bisa selamat dan tiba di Jayapura tanpa dipungut biaya apapun," ucap Metlama, seraya menyebutkan masih banyak warga yang menunggu antrean di posko pengungsian Kodim 1702 dan Polres Jayawijaya.

Metlama dan istrinya yang ditemui Tagar saat dijemput keluarganya di Base Ops Lanud Silas Papare, Selasa 1 Oktober 2019 menceritakan, peristiwa kerusuhan itu bagaikan kilat yang begitu cepat menyambar korbannya. Ketika itu, ia sedang berada di kantornya.
Rumah saya dekat dengan lokasi kejadian, tapi kondisinya utuh. Syukur tidak ikut dibakar
"Kebetulan saya ASN dan saat persiapan kerja di kantor, kejadian itu cepat sekali. Kami panik. Namun kami bersyukur karena semua baik-baik," tuturnya.
Ketika pembakaran rumah dan pertokoan berlangsung, Metlama sempat melihat banyak orang dengan postur tubuh besar menggunakan pakaian seragam SMA dengan membawa batu dan sejumlah perkakas.
Sekelompok orang yang tak dikenalnya itu pun membakar deretan kios yang berada di pinggiran jalan, sambil teriak-teriak histeris dan membuat situasi mencekam.
"Saya langsung kembali ke rumah dan menyelamatkan istri dan anak saya. Rumah saya dekat dengan lokasi kejadian, tapi kondisinya utuh. Syukur tidak ikut dibakar," tutupnya. []