Jakarta - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lampung Subadra Yani Moersalin mengatakan langkah pemerintah menekan impor komoditas bawang putih dari China karena virus corona, bisa jadi momentum pengembalian kejayaan swasembada dan ketahanan pangan nasional.
"Ini dapat mendorong pemerintah untuk mengembalikan kejayaan bawang putih lokal," tutur Subadra Yani Moersalin, di Bandarlampung, Senin, 10 Februari 2020 seperti dilansir dari Antara.
Menurut dia, untuk menjaga komoditas bawang putih stabil di pasar, pemerintah harus berkomitmen menjaga distribusi serta stabilitas komoditas itu. Apalagi, seusai pembatasan impor, harga bawang putih di pasar melambung tinggi.
"Pemerintah perlu menjaga stabilitas harga dengan mengawasi alur distribusi, sehingga tidak ada yang memanfaatkan isu yang muncul untuk menaikkan harga, dan beresiko menimbulkan inflasi," kata dia.
Maka dari itu, ia berharap momen pembatasan dapat dimanfaatkan sebagai momentum mengembalikan swasembada dan ketahanan pangan Indonesia.
"Sebab kita hidup di negara yang subur, sehingga ketersediaan bawang lokal perlu ditingkatkan agar tidak tergantung dengan produk luar," ucapnya.

Buka Keran Impor Bawang Putih
keputusan menekan impor bawang putih China ternyata tidak bertahan lama. Karena pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) memutuskan untuk menerbitkan izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk bawang putih sebesar 103.000 ton dari China.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan keran impor dibuka karena pemerintah khawatir stok bawang putih di dalam negeri tak mampu memenuhi kebutuhan bawang putih dua sampai tiga bulan ke depan.
"Stok kurang lebih 70.000 ton. Jadi sampai bulan Maret itu sebetulnya dari stok masih cukup, tetapi kita sudah buka [impor] untuk mengantisipasi," ujar Prihasto di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 10 Februari 2020 seperti dilansir dari Antara.
Kebutuhan konsumsi bawang putih nasional saat ini mencapai 560.000-850.000 ton per tahun atau sekitar 47.000 ton per bulan. Hanya saja, produksi bawang putih dalam negeri sebesar 85.000 ton per tahun atau sekitar 10 persen dari kebutuhan nasional.
Untuk memenuhi 90 kebutuhan bawang putih, pemerintah pun membuka keran impor, salah satunya dari China. Kenapa China, kata dia karena negeri tirai bambu itu merupakan salah satu negara penghasil komoditas bawang putih terbesar di dunia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor bawang putih yang dilakukan Indonesia pada 2019 mencapai 465.000 ton atau setara 529,96 juta dolar Amerika Serikat. []