Shell Rugi Sekitar Rp 72 Triliun Sejak Hengkang dari Rusia

Shell telah bergabung dengan barisan perusahaan Barat yang menarik diri dari Rusia imbas serangan ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.
Ilustrasi - Logo Shell.(Foto: Tagar/Bloomberg)

TAGAR.id, Jakarta - Shell telah bergabung dengan barisan perusahaan Barat yang menarik diri dari Rusia imbas serangan ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Selama beberapa minggu terakhir, perang antara Rusia dan Ukraina telah menyebabkan efek riak di pasar global.

Raksasa produsen minyak tersebut mengatakan pada Kamis, 7 April 2022, jika pertempuran itu telah menelan biaya miliaran dolar AS. Perusahaan mengumumkan bahwa mereka mengharapkan untuk membebankan sebanyak 5 miliar dolar AS (sekitar 71,9 triliun rupiah) untuk kuartal pertama tahun 2022 karena keputusannya untuk menarik diri dari Rusia untuk menghukum Moskow atas invasi berdarahnya, yang memasuki minggu ketujuh pada hari Kamis.


Tetapi kami secara hukum berkewajiban untuk menerima pengiriman minyak mentah yang dibeli berdasarkan kontrak yang ditandatangani sebelum invasi.


Langkah Shell juga dilakukan sesuai dengan sanksi AS yang melarang transaksi dengan Rusia. Presiden Joe Biden bulan lalu juga memerintahkan embargo terhadap semua minyak yang diproduksi Rusia. Perusahaan sudah memiliki kontrak dengan produsen Rusia sebelum sanksi, yang harus dipatuhi.

"Dampak pasca pajak dari penurunan nilai aset tidak lancar dan biaya tambahan (misalnya penghapusan piutang, kerugian kredit yang diharapkan, dan kontrak yang memberatkan) yang berkaitan dengan aktivitas Rusia diperkirakan sebesar 4 hingga 5 miliar," kata Shell dalam laporannya.

"Shell belum memperbarui kontrak jangka panjang untuk minyak Rusia, dan hanya akan melakukannya di bawah arahan pemerintah yang eksplisit," lanjut perusahaan itu.

"Tetapi kami secara hukum berkewajiban untuk menerima pengiriman minyak mentah yang dibeli berdasarkan kontrak yang ditandatangani sebelum invasi," sambungnya.

Sebulan yang lalu, Shell mengatakan akan menarik diri dari keterlibatan dalam hidrokarbon Rusia yang meliputi minyak mentah, produk minyak bumi dan gas secara bertahap. 

Pada saat itu, CEO Ben van Beurden meminta maaf atas kesepakatan baru-baru ini untuk minyak Rusia dan mengatakan keputusan untuk membuat kesepakatan itu "tidak tepat dan minta maaf."

Larangan Biden terhadap sumber dari Rusia telah menyebabkan gangguan pasar minyak global. Kebijakan itu juga telah membantu mendorong harga gas lebih tinggi di Amerika Serikat. []

Berita terkait
Sanksi Baru Amerika Terhadap Rusia Atas Tuduhan Kejahatan Perang
AS umumkan sanksi baru terhadap Moskow, 6 April 2022, menyusul tuduhan-tuduhan bahwa pasukan Rusia di Ukraina membunuh warga sipil
Rusia Berusaha Menghalangi Penyelidikan Kejahatan Perang di Ukraina
Presiden Zelenskyy mengatakan Rusia berusaha menyembunyikan bukti kejahatan perang untuk menghindari reaksi global
Akibat Perang Ukraina, 6 Kekayaan Crazy Rich Rusia Ini Anjlok
Perang Ukraina membuat sejumlah orang terkaya crazy rich Rusia turun drastis atau anjlok. Inilah enam orang deretan orang yang mengalaminya.
0
Setahun Bekerja Satgas BLBI Sita Aset Senilai Rp 22 Triliun
Mahfud MD, mengatakan Satgas BLBI telah menyita tanah seluas 22,3 juta hektar atau senilai Rp 22 triliun setelah setahun bekerja