Jakarta – Keluarga korban pesawat Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh pada tahun 2014 mengatakan mereka sedang bersiap untuk mendengar perincian memilukan mengenai insiden itu dalam tahapan penting persidangan yang dimulai pada Senin, 7 Juni 2021.
Penyelidik internasional mengatakan, MH17 sedang terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur ketika ditembak jatuh oleh rudal yang ditembakkan dari wilayah yang dikuasai oleh pemberontak pro-Rusia selama pertempuran dengan pasukan pemerintah Ukraina.
Semua penumpang dan awak pesawat yang berjumlah 298 tewas. Dua pertiga dari mereka adalah warga negara Belanda
Hakim Belanda yang mengawasi persidangan pembunuhan itu akan merangkum bukti pada sidang di ruang sidang dengan keamanan tinggi di sebelah bandara Schiphol, di Amsterdam. Persidangan itu menghadirkan tiga orang Rusia dan seorang pria Ukraina, sebagai terdakwa. Mereka dituduh bertanggung jawab atas penembakan itu.

"Di satu sisi kami ingin tahu persis apa yang terjadi, mengapa itu terjadi dan siapa yang bertanggung jawab, tetapi harga yang harus Anda bayar adalah bahwa ada juga informasi yang dirilis yang bisa mengejutkan," kata Piet Ploeg, juru bicara kerabat.
"Akhirnya itu harus mengarah pada keadilan dan keadilan termasuk setidaknya bahwa kami memiliki aturan pengadilan independen tentang siapa yang bertanggung jawab," katanya kepada Kantor Berita Reuters. Ploeg kehilangan saudara laki-laki, ipar perempuan, dan keponakannya dalam kecelakaan itu.
Setelah bertahun-tahun mengumpulkan bukti, tim penyelidik internasional menyimpulkan pada Mei 2018 bahwa peluncur rudal yang digunakan untuk menembak jatuh pesawat itu milik Brigade Antimisil ke-53 dari Rusia.
Pemerintah Belanda menganggap Moskow bertanggung jawab. Rusia membantah terlibat.
Pejabat pengadilan mengatakan jaksa, yang mengatakan keempat terdakwa semuanya memegang posisi terdepan dalam milisi pro-Rusia yang beroperasi di Ukraina, akan memberikan bukti dan dapat memanggil saksi.
Salah satunya adalah Oleg Pulatov dari Rusia, diwakili dalam persidangan dan mengatakan dia tidak terlibat dalam kecelakaan itu. Tak satu pun dari para terdakwa ditahan.
Tiga lainnya sedang diadili secara in absentia dan belum menunjuk pengacara untuk mewakili mereka.
Malaysia Airlines MH 17 – 17 Juli 20014 (Foto: dw.com/id).
Jaksa mengatakan penyelidikan terhadap MH17 masih berlangsung dan mereka mencari kemungkinan tersangka lainnya, termasuk orang-orang yang mengoperasikan sistem rudal dan memerintahkan penembakannya.
Setelah JPU menyampaikan pandangannya terhadap rangkuman hakim atas berkas perkara pada 17 dan 18 Juni, pembela akan memiliki kesempatan untuk memberikan tanggapan.
Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk argumen penutup. Namun pengadilan mengatakan bahwa keluarga korban dapat berbicara langsung kepada hakim tentang dampak kecelakaan itu pada kehidupan mereka dalam persidangan pada September 2021 (na/ft)/Reuters/voaindonesia.com. []