Jakarta - Setelah WhatsApp mengumumkan kebijakan baru yang mengharuskan pengguna membagikan data ke Facebook, aplikasi layanan pesan pesaingnya, Signal, mengalami lonjakan pengguna baru. Hal tersebut ternyata tak lepas dari saran CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk.
"Verifikasi kode saat ini mengalami keterlambatan di beberapa provider karena begitu banyak orang baru yang mencoba bergabung dengan Signal (kami sampai tidak dapat mengungapkan kegembiraan ini)," tulis pernyataan resmi Signal dalam cuitannya di Twitter, dikutip Tagar pada Selasa, 12 Januari 2021.
"Kami sedang bekerja untuk menyelesaikan masalah ini secepat mungkin. Mohon ditunggu," kata mereka.
Peningkatan signifikan dalam pendaftaran baru Signal terjadi setelah Elon Musk mengunggah tweet di mana ia menyarankan pengikutnya di Twitter untuk menggunakan Signal.
Selain Musk, Edward Snowden yang merupakan seorang informan terpercaya, juga merekomendasikan Signal melalui cuitan di Twitternya.
Mantan petugas di badan intelijen Amerika Serikat yang kini menjadi buronan negaranya itu membalas seseorang yang bertanya mengapa mereka harus mempercayai Signal, kemudian ia mengatakan "Inilah alasannya: saya menggunakannya setiap hari dan saya belum mati".
Aplikasi pesan singkat, Signal, mengalami lonjakan pengguna baru. (Foto: SignalApp)
Sementara itu pada Sabtu, 9 Januari 2021, Signal mengunggah tweet bahwa aplikasi tersebut telah terdaftar sebagai aplikasi gratis teratas di App Store pada sejumlah negara, diantaranya India, Austria, Perancis, Finlandia, Jerman, Hongkong, Swiss, dan Ghana.
Signal merupakan aplikasi perpesanan yang dikembangkan oleh Signal Foundation dan Signal Messenger berfokus pada privasi penggunanya. Signal menjadi aplikasi perpesanan dengan tingkat privasi lebih baik dan tidak mengumpulkan data pengguna dibandingkan kedua aplikasi milik Facebook ( Messenger dan WhatsApp).
Pada kebijakan baru WhatsApp yang kontroversial, yakni memberi tahu pengguna untuk menyetujui persyaratan dan kebijakan baru. Di mana pengguna diharuskan membagikan data dengan Facebook, namun WhatsApp mengumumkan bahwa perubahan kebijakan privasi baru ditujukan hanya untuk akun bisnis.
- Baca juga: Cara Menonaktifkan Sementara Akun Instagram
- Baca juga: Abaikan Kebijakan Baru, Akun WhatsApp Bakal Hilang Permanen
Berdasarkan detail yang tersedia di App Store menunjukkan bahwa Facebook Messenger merupakan yang paling banyak dalam pengumpulan data pengguna, kemudian diikuti oleh WhatsApp. []
(Cherryn Lagustya)