Jakarta - Observasi 238 warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China, di Natuna, Kepulauan Riau, akan berakhir pada Sabtu, 15 Februari 2020. WNI tersebut akan dibawa ke Jakarta.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto mengatakan WNI itu akan diberangkatkan besok pukul 12.00 WIB dengan 3 pesawat TNI Angkata Udara.
"Terdiri dari 2 Boeing 737 dan 1 Hercules. Ini adalah sejumlah pesawat yang sama pada waktu menjemput mereka dari Batam ke Natuna," kata Yuri di Natuna, saat telekonferensi dengan pers di Jakarta, dikutip dari Setkab.go.id.
Sebagian besar mahasiswa itu berasal dari 30 provinsi sebarannya paling banyak adalah Jawa Timur.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto , Menko PMK Muhadjir Effendy, Kepala BNPB Doni Monaedo dan beberapa pejabat terkait akan mengawal penjemutan WNI dari Natuna.

Sebelum dibawa ke Jakarta, WNI itu akan menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu. Setelah makan siang, kata Yuri, pemberangkatan menuju Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, baru akan dimulai.
Dia menjelaskan, WNI yang diobservasi di Natuna sebagian besar adalah mahasiswa dari 30 provinsi di Indonesia. Adapun keterangan lengkapnya mahasiswa; perempuan 158 orang, laki-laki 80 orang, diikuti tim Kedutaan Besar Republik Indonesia 5 orang, tim penjemput 24 orang, dan crew Batik Air 18 orang.
"Data yang kami miliki saudara-saudara kita yang sebagian besar mahasiswa itu berasal dari 30 provinsi, sebarannya paling banyak adalah Jawa Timur 68 orang, Lampung 1 orang, Jakarta 12 orang, Aceh 13 orang, Papua 8 orang, Papua Barat 6 orang, dan seterusnya,” ucapnya.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan telah menjamin keamanan serta kebutuhan WNI yang berada di Natuna karena harus melalui tahap observasi sepulang dari Wuhan.
Plt. Deputi V Bidang Hukum, HAM dan Keamanan, Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardani mengatakan 238 WNI tersebut harus menjalani proses observasi selama dua minggu.
Untuk itu, kata Jaleswari, pihaknya terus melakukan pemantauan, terlebih untuk menjaga agar suasana lebih kondusif.
"Di sana (Natuna) ada 2 tujuan kami, yang pertama memang kami ingin melihat sejauh mana perkembangan kawan-kawan kita yang diobservasi. Kedua kita ingin berdialog dengan masyakat Natuna dan Pemkab Natuna," kata dia di Kantor KSP, Jakarta, Jumat, 7 Februari 2020.
Nantinya, kata dia, seluruh WNI yang dievakuasi dari Wuhan terus dikontrol kesehatannya. Dia menjamin keamanan, kenyamanan, maupun dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari untuk para WNI yang diobservasi.
"Makanan yang dikonsumsi sehari-hari kalau kita bicara indeks, per makan mereka dapat Rp 100 ribu, kalau 3 kali makan Rp 300 ribu. ini saya sampaikan sekedar ingin menggambarkan kalau saudara-saudara kita di sana terjamin kesehatan maupun kesejahteraannya," tuturnya. []