Jakarta - Emak-emak yang berasal dari Jakarta dan Tangerang membuat gerakan 'Solidaritas Emak-Emak Indonesia' dan melakukan aksi teatrikal tabur bunga di depan Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) Jakarta, Minggu, 13 Oktober 2019.
Aksi teatrikal sengaja digelar sebagai tanda duka memprotes sikap represif aparat yang menyebabkan meninggalnya lima orang anak muda dalam demonstrasi menolak sejumlah pengesahan undang-undang di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 23-30 September 2019.
"Saya mewakili ibu-ibu, emak-emak di seluruh Indonesia. Kami berduka melihat korban demo meninggal, anak-anak ditahan tanpa kejelasan," kata salah satu anggota Solidaritas Emak Emak Kokom Komalawati dalam orasinya seperti dilansir dari Antara.

Selain tabur bunga, dalam aksi itu, mereka membawa kertas tuntutan seperti 'Stop Intimidasi kepada Keluarga Korban Demo' dan 'Stop Kekerasan dan Intimidasi Aparat terhadap Demonstran saat Aksi'.
Mereka meminta Polda Metro Jaya memberikan data secara terbuka dan transparan terkait sejumlah mahasiswa dan pelajar yang masih ditahan di sana.
Agar kondisi dari mahasiswa dan pelajar dapat diketahui oleh orang tua dan keluarga dan mahasiswa dan pelajar yang masih ditahan bisa mendapatkan hak pendampingan hukum.
Selain Polda Metro Jaya, gerakan 'Solidaritas Emak-Emak' juga meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia agar menghentikan pelarangan terhadap penyampaian pendapat dan pengancaman Drop Out.
Dalam aksi teatrikal tabur bunga kedua ini, emak- emak berharap tidak akan ada lagi kasus kekerasan yang dilakukan oleh penegak hukum kepada masyarakat. Apalagi, kekerasan dilakukan saat orang-orang melakukan penyampaian pendapat di ruang publik. []