Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengimbau seluruh jajaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk meningkatkan sikap integritas menghindari kemungkinan munculnya keinginan untuk melanggar aturan, seperti korupsi. Sebab, korupsi, kata dia musuh nyata yang bisa menghancurkan negara,
“Korupsi adalah musuh yang sangat nyata, tantangan yang bisa menghancurkan negara. Kita tidak perlu musuh dari luar karena musuh dari dalam diri kita sendiri justru yang biasanya paling bisa meruntuhkan bangsa,” ucap Sri Mulyani di Auditorium CBB Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di Jakarta, Selasa, 3 Desember 2019 seperti dilansir dari Antara.
Ia mengatakan tindakan koruptif yang dilakukan beberapa pegawai dalam sebuah institusi akan mencoreng nilai-nilai integritas yang selama ini dijaga pegawai. Korupsi juga menjadi reputasi berat untuk pegawai yang selama ini berkomitmen dalam menjaga nilai-nilai kerja dan profesionalitas.

Sekali perilaku korupsi dilakukan di suatu institusi, maka publik akan memiliki persepsi bahwa seolah-olah semua institusi sama, seperti persepsi korupsi yang disematkan DJP karena kasus dugaan suap terkait pemeriksaan atas restitusi pajak PT WAE untuk tahun pajak 2015 dan 2016.
“Ini bagian yang menyakitkan hati karena nila setitik itu membuat persepsi tentang pajak, oh identik dengan yang begitu," ujarnya.
Padahal, menurutnya saat ini Ditjen Pajak juga telah mendapat banyak penghargaan yaitu sebanyak 87 unit vertikal memperoleh predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan 19 unit vertikal mendapat predikat Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).
"Yang 349 kerjanya sudah benar, tapi satu dan dua melakukan itu (korupsi). Itu pengkhianatan, saya kesal sekali soal itu,” tuturnya.
Wanita sekaligus orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia ini pun meminta jajarannya untuk melihat refleksi dalam 15 tahun ke depan dan berusaha untuk membersihkan korupsi.
Salah satunya dengan memperkuat peran tim kepatuhan internal yang dibentuk Kemenkeu.
“Tim kepatuhan internal itu untuk menciptakan pressure dan unit tersebut masih harus didorong agar lebih efektif. Unit kepatuhan internal harus menjadi lines of defence yang efektif,” kata dia. []