Jakarta – Rancangan Undang-Undang (RUU) bantuan pandemi senilai 1,9 triliun dolar AS yang digagas Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menunggu pengesahan terakhir di Dewan Perwakilan akan membawa AS sejalan dengan banyak negara demokrasi maju lainnya di seluruh dunia dengan memberikan pembayaran federal secara teratur dan tidak terbatas kepada keluarga-keluarga dengan anak-anak sehingga akan mengurangi tingkat kemiskinan anak menjadi setengahnya.
Secara keseluruhan, 13,1 juta anak dan orang dewasa akan dientaskan dari kemiskinan, termasuk 5,7 juta warga di bawah usia 18 tahun. Data ini berdasarkan sebuah analisis. Ini akan menjadi efek samping sampingan bersejarah dari respons ekonomi besar-besaran Presiden Joe Biden terhadap pandemi viruscorona (Covid-19) dan tuntutan Demokrat untuk mengatasi ketidaksetaraan pendapatan di AS melalui tindakan langsung pemerintah.
Yang masih harus dilihat adalah apakah perubahan itu sementara atau menandakan penyesuaian permanen terhadap kebijakan sosial Amerika.

Analisis oleh Urban-Brookings Tax Policy Center mendapati bahwa RUU tersebut akan meningkatkan pendapatan setelah pajak kelompok lima persen termiskin Amerika sebesar 20,1% dan lima persen termiskin kedua sebesar 9,3%. Angka-angka itu termasuk pembayaran federal satu kali sebesar 1.400 dolar AS untuk kebanyakan orang Amerika serta berbagai kebijakan yang dirancang untuk memberikan tunjangan bagi keluarga-keluarga dan warga miskin.
Analisis oleh Center on Poverty and Social Policy di Columbia University mendapati, RUU tersebut akan memangkas tingkat kemiskinan secara keseluruhan di Amerika Serikat dari 12,3% jadi 8,2%. Dampaknya terhadap anak-anak di bawah 18 tahun akan lebih dramatis, menurunkan angka kemiskinan dari 13,5% jadi 5,7%. (lt/ps)/voaindonesia.com. []