TAGAR.id, Jakarta - Dalam perawatan kulit, tabir surya merupakan produk paling penting yang harus kita gunakan untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Hal ini dikarenakan pancaran sinar UVA dan UVB bisa berakibat buruk pada kulit.
Apabila produk ini terlewat dari rangkaian skincare dan bodycare harian, efek yang ditimbulkan pun beragam. Mulai dari kulit menjadi terbakar, timbul noda hitam atau justru memperburuk yang sudah ada, muncul efek penuaan dini, bahkan yang paling bahaya adalah kanker kulit.
Namun, masih banyak kesalahpahaman yang beredar mengenai penggunaan dan efektivitas produk ini dan masih dipercaya banyak orang.
Berikut Tagar rangkumkan sejumlah mitos mengenai tabir surya yang paling umum dipercaya masyarakat, dikutip dari laman Forbes:
Illustrasi krim tabir surya. (Foto: Pixabay)
1. Tidak Perlu Menggunakan Tabir Surya Saat Cuaca Mendung
Meskipun sedang hujan atau berawan, Anda tetap perlu memakai tabir surya. Hal ini dikarenakan awan tidak menghalangi sinar UVA dan UVB yang berbahaya untuk menembus kulit Anda.
Menurut dr. Tony Yuan dari Skin Cancer Foundation, awan menyaring kurang dari 25 persen sinar UV yang menembus kulit sehingga bisa menyebabkan kanker kulit jika tidak menggunakan Tabir Surya. Jadi, jangan pernah melewatkan tabir surya, apa pun cuacanya.
2. Saat Berada di Dalam Air, Kulit Tidak Akan Terbakar Sinar Matahari
Mitos ini benar-benar salah. Sinar UVB masih bisa menembus air, apalagi jika berada di perairan yang dangkal. Selain itu, sinar matahari juga dapat memantulkan air yang menyebabkan peningkatan paparan UV ke bagian tubuh Anda yang tidak terendam air. Ini menyebabkan kulit terbakar.
Kaca mobil dan jendela rumah pun juga tidak efektif dalam hal perlindungan dari bahaya sinar matahari. Meskipun kaca mungkin bisa menghalangi sinar UVB, Anda tetap perlu memakai tabir surya untuk melindungi kulit dari sinar UVA.
3. Tabir Surya dengan SPF Sangat Tinggi Dapat Bertahan Seharian
Menggunakan tabir surya dengan SPF tinggi tetapi hanya sekali pemakaian dalam sehari tetap tidak akan berhasil. Angka SPF didasarkan pada seberapa banyak tabir surya akan memblokir sinar UVB dari kerusakan kulit selama dua jam.
Setelah itu, efektivitas perlindungan menurun drastis. Hal ini membuat kulit menjadi rentan terhadap paparan sinar UV yang berlebihan. Jadi, selalu oleskan kembali tabir surya setiap dua jam sekali saat terpapar sinar matahari.
Selain itu, perhatikan bahwa tabir surya biasa hanya menawarkan perlindungan terhadap sinar UVB. Jadi, pilih salah satu yang menyebutkan akan secara efektif melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB.
4. Hanya Bisa Terkena Kanker Kulit Pada Bagian Tubuh yang Terkena Sinar Matahari
Meskipun benar bahwa lebih memungkinkan terkena kanker kulit di bagian tubuh yang terpapar, tetapi itu juga dapat berkembang di bagian tubuh yang lain. Ini termasuk tempat yang tidak terduga, seperti telapak kaki atau di bawah kuku.
Meskipun paparan sinar matahari merupakan faktor utama yang berkontribusi pada sebagian besar jenis kanker kulit, itu bukan satu-satunya faktor. Berbagai faktor lain seperti gen dapat berperan dalam perkembangan melanoma — yang merupakan bentuk paling berbahaya dari kanker kulit.
5. Tidak Akan Terkena Kanker Kulit Selama Menggunakan Tabir Surya.
Tidak ada tabir surya yang menawarkan perlindungan lengkap, termasuk memblokir 100 persen sinar UVA dan UVB, tidak peduli seberapa tinggi SPFnya. Ini menjadi alasan pentingnya untuk memakai alat pelindung seperti kacamata hitam, pakaian longgar, dan topi untuk mengurangi risiko sengatan matahari.
Selain itu, sebisa mungkin tetap berada di tempat teduh. Dan hindari paparan sinar matahari antara jam 10 pagi dan 2 siang.
Selain itu, jangan lupa untuk memakai tabir surya pada area yang sering terlewatkan seperti punggung, kaki, telinga, dan garis rambut.
- Baca juga: Delapan Manfaat Mandi di Malam Hari
- Baca juga: 6 Tips Sehat Bagi Keluarga Pemilik Hewan Peliharaan Berbulu
Terpenting adalah jangan gunakan tabir surya yang sudah kedaluwarsa. Bukan hanya tidak efektif, melainkan juga dapat merusak kulit. []
(Okky Pratiwi)