Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan kebijakan kementeriannya tahun depan akan ditekankan pada pendekatan storynomics tourism yang mengedepankan narasi, dan konten kreatif.
Upaya menyerap wisatawan juga datang dari pentingnya mengangkat living culture, kekuatan budaya, serta pemanfaatan skema KPBU dalam membangun pusat-pusat hiburan seperti theme park.
"Storynomics tourism yang merupakan sebuah formula pendekatan pariwisata yang mengedepankan narasi, konten kreatif, dan kehidupan budaya, serta menggunakan kekuatan budaya sebagai DNA destinasi," kata Wishnutama melalui keterangan resmi yang diterima Tagar, Minggu 16 Agustus 2020.
Foto aerial permukiman suku Bajo, Torosiaje, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, Minggu, 9 Agustus 2020. Desa wisata yang berada di atas laut tersebut mulai dikunjungi wisatawan setelah sebelumnya sepi akibat pandemi Covid-19. (Foto: Antara/Adiwinata Solihin)
Selain itu, kata Wishnutama, sesuai dengan pidato Presiden Jokowi, mengembangkan aspek 3A, yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas, serta peningkatan pada 2P atau promosi dan partisipasi pelaku usaha swasta penting dilakukan.
Menggunakan kekuatan budaya sebagai DNA destinasi.
Menurut Wishnutama, pengembangan pariwisata tidak sekadar membangun infrastruktur atau membuat event. Ada hal penting juga yaitu meningkatkan interpretasi terhadap suatu tempat atau destinasi pariwisata.
Mengemas keindahan pariwisata Indonesia dalam satu cerita itu, kata dia, menjadi hal yang penting dalam rencana pengembangan sektor pariwisata khususnya di 5 destinasi pariwisata super prioritas (Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Likupang) pada tahun 2021.

Melalui sejumlah strategi ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih luas mengenai cerita-cerita menarik di balik destinasi wisata super prioritas tersebut.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi dalam Pidato Pengantar Nota Keuangan di Gedung MPR/DPR pada Jumat, 14 Agustus 2020 mengatakan, pembangunan pariwisata di tahun 2021 diarahkan untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Kebijakan dilakukan dengan pengembangan destinasi yang fokus di 5 Destinasi Super Prioritas, pengembangan aspek amenitas, atraksi dan aksesibilitas, pendekatan storynomics tourism serta pemanfaatan skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha) dalam membangun pusat-pusat hiburan, seperti theme park yang akan menyerap banyak wisatawan.