Pematangsiantar - Usaha merupakan motor penggerak ekonomi kerakyatan seperti yang dilakukan Usman Azis, seorang mahasiswa di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. Dia menjadi pengusaha budidaya jamur dengan omzet Rp 73 juta per bulan.
Usman adalah salah seorang pelopor Duta Petani Milenial tingkat nasional. Kini dia mahasiswa tingkat akhir Fakultas Pertanian Universitas Simalungun (USI) yang terletak di Jalan Sisingamangaraja, Kota Pematangsiantar.
Kisah Usman yang berhasil membudidayakan jamur tiram tentu tidak lepas dari kerja keras dan kesabaran tinggi yang telah digelutinya sejak 2016 silam.
"Mulai fokus tahun 2016, saat itu saya memang sudah aktif dan belajar mengenai budidaya jamur ini. Hasilnya lumayan bisa menghasilkan puluhan juta," katanya saat ditemui Tagar, Selasa, 5 Mei 2020.
Ketekunannya searah dengan disiplin pendidikan yang tengah dijejakinya. Di tengah lesunya minat kalangan muda sebagai petani, mahasiswa program studi agribisnis ini menjadi salah satu milenial yang berhasil di bidang pertanian.
"Saya gunakan kreativitas dan membaca peluang yang ada. Membuka usaha dari hal kecil lewat pertanian yang sangat tidak diminati anak muda. Ternyata sekecil apapun usaha, kita tetap menjadi bosnya, dan peluang menjadi sukses itu besar," katanya.
Mahasiswa memang harus seperti itu, menciptakan inovasi-inovasi dan lapangan kerja baru
Dia menceritakan, awalnya usaha budidaya jamur tiram dikerjakan bersama kakaknya. Melihat potensi pasar jamur tiram memiliki segmen pembeli yang menjanjikan, dia pun mencoba memperbesar usaha tersebut. Dan kini, hasil produksi jamur tiram miliknya sudah didistribusikan ke sejumlah pasar dan luar daerah.

"Untuk saat ini kita jual ke Pasar Dwikora dan Pasar Horas (dua pasar tradisional di Pematangsiantar). Kadang kita mengirim ke luar kota. Saat pandemi Covid-19 tak terlalu berpengaruh banyak terhadap budidaya jamur tiram, dan pendistribusiannya justru mengalami peningkatan oder, terutama saat memasuki bulan puasa," katanya.
Menurutnya, untuk harga jamur cenderung stabil. Saat ini sekitar Rp 20 ribu per kilogram (Kg). Tiap hari, bisa menjual minimal 50 Kg jamur tiram atau sekitar 1.200 bal jamur per hari. "Alhamdulillah, omzet kita sudah lumayan besar, Bang. Sekitar Rp 73 juta per bulan," tuturnya.
Rektor USI, Dr Corry Purba di tempat terpisah mengaku senang melihat prestasi mahasiswanya tersebut. Selain Usman, menurut Corry ada beberapa mahasiswa lainnya juga menggeluti usaha kreatif di bidang pertanian.
"Ada beberapa orang yang di Fakultas Pertanian melakukan wirausaha. Selain jamur tiram, ada juga yang berwirausaha kopi dan madu. Pasti saya senang melihat itu," tuturnya. "Mahasiswa memang harus seperti itu, menciptakan inovasi-inovasi dan lapangan kerja baru dan jadilah tuan di usaha sendiri," tukasnya.[]