Jakarta, (Tagar 20/5/2018) - Dalam bahasa Kaili, untuk menyebut seseorang adalah ‘orang Kaili’ menggunakan prefix atau kata depan ‘to’ yaitu ‘to Kaili’. Ada yang berpendapat, kata Kaili berasal dari nama pohon atau buah Kaili yang banyak ditemukan di kawasan hutan di tepi Sungai Palu dan Teluk Palu.
Suku Dayak merupakan suku tertua di Nusantara dari Kerajaan Dayak Nansarunai sekitar tahun 150 Masehi, kemudian kerajaan ini runtuh di era majapahit. Suku Dayak terbagi menjadi 6 rumpun yang antaranya rumpun Klemantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan, rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju, dan rumpun Punan lalu menyebar ke seluruh wilayah di Kalimantan, mulai dari Kalimantan Barat, Timur, Tengah, Selatan, dan Kalimantan Utara. Keenam rumpun tersebut juga terbagi lagi menjadi ratusan sub suku dayak.
Suku Kaili. Mengungkap rahasia Tanah Kaili beserta sejarahnya selalu terkendala dengan paham Mabunto/Makabunto, yang cenderung tabu untuk dibahas. Selama paham ini melekat pada orang tua yang mengetahui sejarah Tanah Kaili, niscaya asal usul keturunan Suku Kaili beserta madika (raja)-nya tidak akan pernah terungkap secara tuntas. (Ist)
Tabu
Mitos atau cerita rakyat yang berkembang menyatakan bahwa rumpun Suku Dayak masih satu keluarga dengan Suku Kaili Da’a. Hal ini mungkin didasari dari banyaknya kesamaan seperti nama, yaitu nama Dayak dan Da’a, senjata tradisional mereka seperti sumpit (sopu; Kaili) dan berbagai corak pedang tradisionalnya, Mandau dan Guma, baik ukiran dan bentuk tameng, dan banyaknya kesamaan kata dalam bahasa Dayak dan Kaili, kepercayaan kuno mereka, pola pertaniannya yang selalu berpindah, serta nama-nama lainnya.
Mengungkap rahasia Tanah Kaili beserta sejarahnya selalu terkendala dengan paham Mabunto/Makabunto, yang cenderung tabu untuk dibahas.
Pertanyaannya, sampai kapan sejarah Suku Kaili dari berbagai versi tentang siapa Tomanuru versi Suku Kaili, siapa Madika atau Raja pertama yang mendiami lembah tanah Kaili, akan terpendam? Sampai kapan itu menjadi rahasia dan tidak akan diketahui oleh anak cucu kelak?
Mampukah komunitas sejarah budaya dan cerita Sulawesi mengungkap tabir kuat yang menutupi sejarah Kaili? (rif)