Sumbu Imajiner Keraton Bisa Gagalkan Tol Jogja-Solo

Sultan HB X minta desain tol Yogyakarta-Solo diubah karena ada sumbu imajiner Keraton Yogyakarta. Konsekuensinya lahan yang dibebaskan lebih luas.
ilustrasi sumbu imajiner Keraton Yogyakarta (Foto: listyawatidian.blogspot.com/Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X meminta agar desain jalan tol Yogyakarta-Solo diubah sedikit. Perubahan ini utamanya untuk jalan tol di titik Monumen Jogja Kembali (Monjali) di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jalur tol Yogyakarta-Solo rencananya sepanjang 54 kilometer (Km).

Sultan mengakui sudah meminta perubahan desain tersebut. "Desain memang saya yang minta diubah, yang awalnya elevated menjadi at grade. Intinya di daerah situ (Monjali) tidak boleh pakai elevated, karena di situ sumbu imajiner. Kalau mau membangun ya diubah, kalau tidak mau ya sudah tidak usah dibangun saja,” katanya di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis 19 Desember 2019.

Raja Keraton Yogyakarta ini mengatakan dengan perubahan desain itu otomatis bakal ada pembebasaan lahan yang lebih luas dibanding sebelumnya di sekitar Monjali. Untuk urusan pembebasan lahan, sepenuhnya menyerahkan kepada investor. 

"Itu (pembebasan) urusan investor. Panjangnya mungkin sekitar 400-800 meter, yang penting titiknya pas. Karena dari pada merusak sumbu imajiner, mending tidak jadi saja,” ujarnya.

Sebagai informasi sumbu imajiner merupakan tata ruang Yogyakarta yang dirancang oleh pendiri Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) I. Sumbu imajiner ini melambangkan konsep Jawa-Islam yakni Manunggaling Kawula Gusti yang memiliki filosofi keselarasan, keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan jagad seisinya. Sumbu imajiner ini merupakan garis lurus utara ke selatan, yakni Gunung Merapi-Keraton Yogyakarta-Laut Selatan.

Karena dari pada merusak sumbu imajiner, mending tidak jadi saja.

Sementara itu, rencana jalan tol yang dibangun di Yogyakarta nantinya akan menyusuri ring road atau jalan lingkar. Tol di Yogyakarta dibangun dari Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman menuju simpang susun di Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan.

Dari persimpangan itu, satu ruas akan menuju Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Ruas lainnya akan dibangun elevated atau melayang menyusuri selokan Mataram. Ruas ini kemudian akan berbelok menuju ke utara Lottemart hingga pojok timur jalan ring road utara. Dari sini, jalan tol melayang di atas kanan dan kiri ring road.

Dengan perubahan desain, jalan tol akan dibangun di tanah atau at grade saat melewati sekitar simpang empat Monjali. Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan (PJBH) Bawen-Jogja-Solo pun menginformasikan perubahan desain juga sudah melalui berbagai pertimbangan matang. Desain yang dipakai juga yang paling menguntungkan warga Yogyakarta. []

Baca Juga:

Berita terkait
Jalan Tol Yogyakarta-Cilacap Mendesak Dibangun
Pemda DIY berharap jalan tol Yogyakarta-Cilacap bisa dibangun 2020. Keberadaan tol tersebut bisa mendongkrak ekonomi masyarakat setempat.
4 Saran Sri Sultan HB X Soal Tol Yogyakarta
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X memberikan empat catatan perihal pembangunan jalan tol di wilayahnya.
Tol Yogya-Solo Gusur 2.906 Bidang Tanah di Sleman
Pemda DIY sudah melakukan sosialisasi terhadap warga terdampak pembangunan jalan tol Yogyakarta-Solo. Warga diminta tidak menjual tanah ke makelar.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.