Surga Terpendam Singgolom, Kampung Marga Simanjuntak

Bukit Singgolom, Tarabunga, Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara menyimpan surga terpendam bagi pariwisata Danau Toba.
Pemandangan Danau Toba dari Bukit Singgolom. (Foto: Tagar/Tonggo Simangunsong)

Balige - Bukit Singgolom, Tarabunga, Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara menyimpan surga terpendam bagi pariwisata Danau Toba.

Dari dataran di ketinggian 1700-an meter di atas permukaan laut (mdpl) ini, tampak pemandangan alam danau yang asri. 

Perbukitan menjorok ke danau, dan hamparan biru air danau, menjadi pemandangan yang susah untuk menyembunyikan kekaguman.

Berita sebelumnya: Caldera World Music 2019 Bergema di Bukit Singgolom

Bukit Singgolom, orang lebih mengenalnya Tarabunga, kampungnya suku Batak mayoritas bermarga Simanjuntak.

"Orang lebih mengenalnya Tarabunga di Tampahan," kata Binsar Samosir, warga Balige yang mengakui keindahan tempat itu.

"Memang bagus sekali pemandangan dari sana. Orang sering ke sana untuk menatap-natap," katanya kepada Tagar, Jumat 14 Juni 2019.

Direktur Pemasaran Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Basar Simanjuntak adalah salah satu orang Batak yang berasal dari Singgolom.

Dia mengakui bahwa Bukit Singgolom merupakan surga terpendam yang selama ini sudah dikenal luas. Namun masih perlu didorong untuk menjadi salah satu destinasi utama Danau Toba.

Berita sebelumnya: Musisi Etnik Dunia Bakal Tampil di Bukit Singgolom

"Bukan karena kampung saya, maka Toba Caldera World Music Festival (TCWMF) di sini. Tapi karena Singgolom memiliki keistimewaan. Dari sini tampak pemandangan Danau Toba 360 derajat, kita bisa melihat potongan-potongan sejarah peristiwa kaldera Toba ribuan tahun lalu," ujarnya, saat seremoni TCWMF di rumah dinas Bupati Tobasa, Kamis 13 Juni 2019.

Secara akses, sangat mudah dikunjungi. Dari Bandara Silangit jarak tempuhnya hanya sekitar 25 menit. Sehingga, untuk pengunjung dari luar Sumatera, seperti Jakarta maupun luar negeri, sangat mudah datang ke Singgolom.

"Apalagi nanti rencananya akan dibuka rute Malaysia dan Singapura ke Silangit, tentu ini akan membuka akses yang lebih potensial," ujar Basar.

Jalanan beraspal mulus dan berliku menuju ke sana menjadi kelebihan tersendiri. Di sebelah kiri jalan, tampak hamparan danau biru. Embusan angin kencang merupakan penyejuk alami.

Namun, Bukit Singgolom memang masih ibarat "perawan" dalam kepariwisataan. Ini bisa dilihat, belum adanya fasilitas pendukung seperti penginapan, untuk membuat pengunjung betah berlama-lama.

Berita sebelumnya: Cerita Djaduk Agar Bisa Tampil di Bukit Danau Toba

Sejauh ini, hotel masih berada di Balige dan Laguboti yang jarak tempuhnya sekitar 15 menit dari Singgolom. Fasilitas penunjang lainnya, seperti tempat makan, minum, juga masih minim, bahkan tidak ada.

Karena itu, Basar bersama timnya berharap ke depan Bukit Singgolom dapat menjadi salah satu prioritas pengembangan kawasan wisata Danau Toba.

"Kita berharap ini menjadi leading sector dan berkelanjutan. Dari event seperti TCWMF, ini nantinya Singgolom akan berkembang dan masyarakat terdorong untuk ikut serta di dalamnya," ujarnya. []

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.