Jakarta - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh membantah dirinya reaktif dalam menanggapi candaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal keakraban dia saat melakukan pertemuan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman di DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu, 31 Oktober 2019.
"Tidak mungkin kami reaktif dengan pernyataan Jokowi. Kami menawarkan alternatif pikiran-pikiran yang menjadi bahan referensi baru," ucap Surya Paloh di sela-sela rangkaian Kongres Ke-8 Partai NasDem di JI Expo, Jakarta, Sabtu, 9 Novemver 2019 seperti dilansir dari Antara.
Dia menjelaskan, Indonesia terkenal budaya sopan santun dan ramah tamah sehingga kalau direstorasi dan diperkuat, maka tidak ada salahnya. "Kalau Pancasila kita anggap emosional, siapa yang tidak marah bangsa ini, Pancasila alat pemersatu dan ideologi kita," ujarnya.

Paloh juga menjelaskan terkait pernyataannya agar tiap parpol tidak menaruh curiga atas langkah silaturahim yang dilakukannya, itu merupakan niat yang baik.
Menurut dia, jika semua hal dilakukan dengan niat baik dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari maka akan membawa manfaat bagi bangsa Indonesia. Pikiran-pikiran besar harus ditawarkan terus menerus, bukan introvert, membawa masalah, sentimental, sampai prasangka macam-macam.
Surya Paloh sempat menyindir partai-partai yang memiliki sinisme dan kecurigaan terhadap partainya karena bersafari ke partai di luar koalisi seperti PKS. Dia mengatakan, partai-partai yang sinis itu tidak berkarakter Pancasila dan tidak pantas mengaku pancasilais dan nasionalis.
Menurut Surya Paloh, partai yang pancasilais adalah partai yang bisa bersikap rendah hati dan merangkul teman.
"Mengaku partai nasionalis, pancasilais. Buktikan saja, jangan ngaku pancasilais kalau masih sinis, melakukan propaganda kosong, sudah pasti bukan pancasilais itu," ujar Surya Paloh dalam pembukaan Kongres II Partai NasDem di JIExpo, Jakarta, Jumat, 8 November 2019. []