TAGAR.id – Untuk tahun kedua berturut-turut, Bumi hampir pasti akan berada dalam kondisi terpanas yang pernah tercatat.
Dan untuk pertama kalinya, Bumi tahun ini akan mencatat pemanasan lebih dari 1,5 derajat Celsius dibandingkan dengan rata-rata suhu pada era praindustri, seperti dikatakah oleh staf badan iklim Eropa, Copernicus.
Carlo Buontempo, Direktur Copernicus, mengatakan, data tersebut jelas menunjukkan bahwa kita tidak akan melihat rangkaian rekor suhu yang panjang tanpa peningkatan terus menerus gas rumah kaca di atmosfer, yang memicu pemanasan global.
Buontempo menambahkan bahwa melewati ambang pemanasan di atas 1,5 derajat Celsius dalam satu tahun itu berarti tidak memenuhi target yang disepakati dalam Perjanjian Paris 2015. Perjanjian itu dimaksudkan untuk mencoba membatasi kenaikan suhu rata-rata 1,5 derajat Celsius sejak era praindustri, selama 20 atau 30 tahun.
Seorang perempuan menggunakan payung untuk berlindung dari terik matahari saat cuaca panas di Manila, Filipina, 28/4/2024. (Foto: voaindonesia.com/AFP)Tetapi ia mengatakan bahwa kenaikan pada tahun ini, yang akan melebihi patokan 1,5 derajat Celsius, “secara psikologis penting” saat negara-negara membuat keputusan secara internal dan mengadakan pendekatan perundingan pada KTT perubahan iklim PBB atau COP 29 tahun ini.
Sebuah laporan PBB tahun ini mengatakan bahwa sejak pertengahan 1800-an, dunia telah mengalami kenaikan suhu rata-rata hingga 1,3 derajat Celsius, naik dari perkiraan sebelumnya 1,1 atau 1,2 derajat.
Kondisi tersebut mengkhawatirkan karena PBB mengatakan sejumlah target pengurangan gas rumah kaca di berbagai negara masih belum cukup ambisius untuk membuat target kenaikan tidak lebih dari 1,5 derajat Celsius dapat tercapai. (uh/rs)/Associated Press/voaindonesia.com. []