Jakarta – Kepala Badan Komunikasi Strategis Dewan Pimpinan Pusat DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menanggapi pernyataan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP Hasto Kristiyanto, yang mengatakan bahwa partainya tidak akan pernah berkoalisi dengan Demokrat untuk Pilpres 2024.
Hasto mengatakan itu dalam diskusi yang bertajuk ‘Membaca Dinamika Partai dan Solidaritas Koalisi Menuju 2024’ di Jakarta pada 28 Mei 2021.
“Koalisi bagi PDIP adalah kerja sama politik dan itu basisnya harus ideologi. PDIP berbeda dengan PKS karena ideologinya berbeda, sehingga sangat sulit untuk melakukan koalisi dengan PKS. Itu saya tegaskan sejak awal,” ujar Hasto.
Ia menimpalinya lagi dengan mengatakan bahwa hal tersebut juga sama dengan partai Demokrat karena basis yang berbeda, dan DNA demokrat dan PDIP yang berbeda jauh.
Jadi saat mendengar bahwa kami berbeda dengan PDIP kami agak bingung juga karena sebenarnya kami juga berideologi nasionalis dan kami juga religius.
Herzaky Mahendra Putra saat diwawancarai Siti Afifiyah di kanal YouTube Tagar TV. (Foto: Tagar/Selfiana)
Menanggapi pernyataan Hasto tersebut Herzaky mengatakan bahwa partainya biasa saja menanggapinya, karena Pilpres 2024 masih tiga tahun lagi.
“Bagaimanapun pilpres ini masih panjang masih ada tiga tahun lagi jelang 2024, sehingga masih banyak situasi yang mungkin terjadi partai Demokrat saat ini fokusnya juga untuk membantu rakyat yang sedang susah sehingga belum fokus kepada Pilpres 2024,” ujar Herzaky Mahendra Putra saat diwawancarai Tagar TV, Jumat, 18 Juni 2021.
Herzaky mengatakan untuk Pilpres 2024, butuh pemikiran yang sangat matang dan mendalam, dan perlu untuk meresapi masukkan dari kadernya dan juga masukan dari masyarakat.
“Kami tidak serta merta dengan emosi dalam mengambil keputusan, karena pilpres ini menentukan nasib bangsa ke depannya,” ujarnya.
Partai Demokrat sendiri memiliki ideologi yang sangat terbuka dengan semua platform, dan lebih berfokus pada nasionalis-relijius. “Kami jelas-jelas sangat mendukung Pancasila dan NKRI harga mati,” ujarnya.
Partai Demokrat, kata Herzaky, sangat memegang teguh platform religius, seperti kebangsaan, kerakyatan, dan keumatan adalah hal yang sejalan.
Hal tersebut, lanjut herzaky, juga sering disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat sehingga hal tersebut bukanlah hal yang di pertentangkan.
“Jadi saat mendengar bahwa kami berbeda dengan PDIP kami agak bingung juga karena sebenarnya kami juga berideologi nasionalis dan kami juga religius. Nah, lalu PDIP ini apa,” ujarnya.
Menurut Herzaky hal itu hanya sebuah celetukan Hasto saja, karena melihat selama ini hubungan kedua partai tersebut terjalin dengan baik.
Saat ini, kata Herzaky, Demokrat tengah berfokus pada permasalahan rakyat, untuk menolong rakyat yang terkena dampak dari pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
“Kami memusatkan semua tenaga dan pikiran apa yang kami bisa lakukan untuk membantu rakyat yang sedang susah di berbagai tingkatan,” ujar Herzaky.
- Baca Juga: Elektabilitas Melesat, Demokrat: Rakyat Butuh Pemimpin Nyata
- Baca Juga: Karakter Politik AHY dan Tantangan Jika Maju Pilpres 2024
Demokrat, kata Herzaki, sering melakukan bantuan berupa sumbangan untuk masyarakat bagi yang terdampak Covid maupun terdampak krisis ekonomi, dimana Ketum Demokrat sudah mengumumkan bahwa sudah tercatat sebanyak 250 Miliar sumbangan yang telah diberikan pada rakyat.
Herzaky juga mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada lagi dendam politik yang terjadi antara SBY dan Megawati “Kami sih dari pak SBY sendiri tidak ada yang terjadi atau ada konflik dengan ibu Mega, dan kami juga berkomunikasi baik dan saat ini kan ada generasi baru yaitu mas AHY dan mbak Puan sebagai generasi penerus” ujarnya.
Untuk saat ini Demokrat, lanjut Herzaky, sangat terbuka untuk melakukan dengan koalisi partai lain, dan juga tidak menutup kemungkinan untuk berkoalisi bersama PDIP nantinya. Terkait Pilpres 2024 masih menjadi pembicaraan apakah partai memiliki elektabilitas untuk mengikuti pilpres nantinya atau tidak.
(Selfiana)