Padangaidempuan - Hujan intensitas tinggi yang melanda Kota Padangsidempuan dan Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, pada Selasa 28 Januari 2020 sore hingga malam, membuat debit air sungai Batang Ayumi dan Sungai Batangtoru meningkat.
Akibatnya pemukiman warga di beberapa daerah di Kota Padangsidempuan dan Tapanuli Selatan, Rabu 29 Januari 2020, terendam air.
Di Kota Padangsidempuan, wilayah yang terendam antara lain di Kelurahan Sadabuan, Kecamatan Padangsidempuan Utara, di Kelurahan Kampung Bukit, Kecamatan Padangsidempuan Utara dan Kelurahan Wek II, Kecamatan Padangsidempuan Utara.
Air ini juga menggenangi satu sekolah dasar di Kelurahan Sadabuan, sehingga siswa terpaksa diliburkan. Tidak hanya itu, sejumlah perabotan rumah tangga milik warga turut hanyut bersama genangan air.
Alam Sari, warga Kelurahan Wek II, mengungkapkan, tingginya intensitas hujan yang mengguyur Kota Padangsidempuan menjadi penyebab terjadinya banjir.
"Setiap kali hujan turun dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama, kami harus selalu ke luar rumah ke tempat yang lebih tinggi. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi dari hal-hal yang tidak diinginkan," tuturnya.
Memang masih ada warga yang mengungsi ke rumah keluarga
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padangsidempuan, Ibrahim Dalimunthe mengatakan, air yang merendam pemukiman warga, selain disebabkan tingginya curah hujan, juga disebabkan drainase di sekitar pemukiman warga tidak berfungsi.

"Debit air sudah mulai surut. Kita tetap siaga di lapangan sebagai langkah antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Di Kabupaten Tapanuli Selatan, seratusan rumah warga di Kecamatan Angkola Sangkunur turut terendam akibat Sungai Batangtoru meluap.
Air mulai merendam pemukiman warga pada Rabu 29 Januari 2020 sekira pukul 04.00 WIB, dengan ketinggian mencapai 245 sentimeter. Akibatnya, sekitar 40 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, dan sekolah juga turut diliburkan.
Kapolsek Batangtoru, AKP Daulat M Zein Harahap menyebutkan, debit air yang merendam pemukiman warga di Kecamatan Angkola Sangkunur, perlahan mulai surut.
"Sejak siang, ketinggian air hanya sekitar 100-150 sentimeter dari ketinggian awal mencapai 245 sentimeter," katanya.
Menurutnya, sampai saat ini tidak ada korban jiwa atau korban luka akibat genangan air tersebut.
"Memang masih ada warga yang mengungsi ke rumah keluarga atau familinya yang lokasinya lebih tinggi. Dan ketinggian air pun perlahan-lahan semakin surut," terangnya. []