Jakarta - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) menemukan 15 boks yang berisi onderdil atau spare part motor gede (moge) Harley Davidson edisi terbatas dan tiga boks sepeda Brompton di dalam pesawat Airbus A330-900 milik maskapai PT Garuda Indonesia Tbk (Persero).
Pesawat itu terbang dari Toulouse, Prancis, Sabtu,16 November 2019 dan mendarat Minggu, 17 November 2019 di hanggar nomor 4 milik Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang.
Motor Harley Davidson. (Foto: championroswellhd.com)
Alur Temuan Onderdil Harley Davidson
Petugas Pencegahan dan Penindakan dari DJBC awalnya mendapat informasi adanya kargo berisi onderdil moge Harley Davidson dan beberapa barang mewah lainnya yang tidak dinyatakan dalam manifest pesawat.
Saat pemeriksaan, ditemukan 18 boks yang terdiri dari 15 boks onderdil moge dan tiga boks lainnya berisikan dua unit sepeda bermerek Brompton.
Petugas sempat membobol truk milik GMF itu lantas merangkai onderdil moge. Setelah dirangkai utuh, ternyata onderdil moge tersebut merupakan Harley Davidson bekas keluaran tahun 1970-an edisi terbatas.
Konfirmasi Pihak Maskapai Garuda Indonesia
Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan onderdil moge Harley Davidson dan sepeda Brompton memang milik petugas on board Airbus A330-900. Tapi, sebenarnya barang-barang tersebut sudah melalui self declare atau pernyataan tentang dokumen impor.
"Saya sampaikan bahwa ada spare part yang dibawa karyawan. Dari barang yang dibawa itu, karyawan sudah melakukan self declare ke bea cukai," ucap Ikhsan di Jakarta, Selasa, 4 Desember 2019 seperti dilansir dari Antara.
Hanya saja, menurut Ikhsan petugas on board Airbus A330-900 tidak akan membantah jika dinilai bersalah dengan membawa barang-barang tersebut. Pihaknya, kata dia siap menaati dan memenuhi semua peraturan yang berlaku di bea cukai.
"Akan memenuhi kalau harus membayar bea masuk dari pajak akan dibayarkan, kalau harus melakukan re-ekspor karena tidak boleh masuk maka akan dilakukan," ucapnya.
Dengan kejadian ini, pihak maskapai Garuda Indonesia berjanji akan memperbaiki prosedur petugas on board lebih ketat. Khususnya tentang barang-barang kargo dan bagasi penumpang. []