Jakarta, (Tagar 1/2/2018) - Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil menerima Aktivis Pergerakan Islam (API) Bersatu, Kamis (1/2). Mereka menyampaikan pada DPR terkait surat yang dilayangkan API Bersatu kepada Presiden yang meminta pencopotan Kapolri Jenderal Tito Karnavian lantaran pernyataannya dinilai provokatif.
Nasir Djamil mengatakan, sikap DPR hanya menerima saja aspirasi yang disampaikan. DPR dalam hal ini Komisi III tidak berkomentar dan memberikan dukungan terkait kedatangan API Bersatu.
“Kita kan menerima, menerima aspirasi. Tidak berkomentar apapun, tidak memberikan dukungan atau apa kita. Karena itu kan sikap fraksi-fraksi. Karena kalau sudah sampai ke DPR itu artinya ditindaklanjuti oleh fraksi-fraksi,” jelasnya.
Setelah diterima oleh Komisi III, ia pun akan meneruskan surat pada Sekretariat Jenderal. Berikutnya, untuk tindak lanjutnya akan diserahkan pada fraksi-fraksi DPR.
“Ya nanti itu kan disampaikan ke sekertariat, sekertariat akan menyampaikan ke fraksi-fraksi, nanti bagaimana kita tunggu aja fraksi-fraksi bagaimana menyikapi surat dari API Bersatu ini,” paparnya.
Terkait pernyataan pidato Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang beredar di sosial media, politikus PKS ini tak mau menilai karena mengaku belum melihat langsung videonya.
“Ya tergantung siapa yang menilainya. Kalau menurut saya kan itu bisa saja, ya, saya gak tau karena saya gak lihat langsung ya. Kita gak bisa menilai juga karena saya gak melihat langsung,” tukasnya.
Maka dari itu, ia belum bisa menentukan sikap dan berkomentar terkait pernyataan tersebut, karena belum ada kejelasan mengenai video yang beredar.
“Kan itu dari posting-an video ya. Apakah dipotong-potong dan sebagainya, kita kan gak tahu. Jadi makanya kita, saya sendiri gak bisa berkomentar bagaimana sikap saya, karena saya gak mendengar langsung apa iya seperti itu,” tandas Nasir. (nhn)