Jakarta - New York Times dalam laporannya mengungkapkan bahwa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memiliki rekening bank di China. Disebutkan Trump menyimpan uangnya di bank tersebut selama bertahun-tahun untuk proyek bisnisnya di Negeri Tirai Bambu.
Akun rekening bank itu dikendalikan oleh Trump International Hotels Management. Dijelaskan juga bahwa perusahaan tersebut mengklaim telah membayar pajak daerah antara tahun 2013 dan 2015, setelah itu tidak ada data yang terungkap.
Di bank China itu tidak ada kesepakatan, transaksi, atau aktivitas bisnis lain, dan, sejak 2015, kantor sudah tidak aktif.
Seperti diberitakan dari BBC News, Rabu, 21 Oktober 2020, juru bicara Trump menyebutkan, hotel tersebut untuk mengeksplorasi kesepakatan bisnis AS-China. Namun nyatanya Trump mengkritik perusahaan AS yang berbisnis di Tiongkok sehingga memicu perang dagang kedua negara yang menjadi pusat keuangan dunia tersebut.
Laporan surat kabar sebelumnya menyebutkan bahwa Presiden Trump membayar US$ 750 untuk pajak federal AS pada tahun 2016 dan 2017. Sementara rekening bank di China diklaim sudah membayar pajak lokal senilai US$ 188.561.
Alan Garten, seorang pengacara untuk Trump Organization, menyebutkan bahwa laporan New York Times sebagai berita "spekulasi murni". Menurutnya media itu telah menggiring opini yang salah.


"Meskipun rekening bank tetap terbuka, itu tidak pernah digunakan untuk tujuan lain," kata Garten.
Presiden Donald Trump memiliki banyak kepentingan bisnis baik di AS maupun di luar negeri. Ini termasuk lapangan golf di Skotlandia dan Irlandia serta jaringan hotel mewah bintang lima. New York Times melaporkan bahwa Trump memiliki rekening bank asing di China, Inggris, dan Irlandia.
Pada Agustus 2020 lalu, Trump pernah mengatakan bahwa dia akan menawarkan kredit pajak untuk membujuk perusahaan merelokasi memindahkan pabrik keluar dari China. Ia mengancam akan mencabut kontrak pemerintah dari perusahaan yang terus melakukan outsourcing pekerjaan ke China.
Dalam pidatonya, Trump berjanji untuk menciptakan 10 juta lapangan pekerjaan baru dalam 10 bulan. "Kami akan mengakhiri ketergantungan kami pada China".
Namun kenyataannya Trump seperti laporan New York Times malah melirik bisnis di China. Usahanya dipercepat pada tahun 2012 dengan pembukaan kantor Shanghai. []
- Baca Juga: Donald Trump Ogah Bahas Perdagangan dengan China
- Trump Bujuk China untuk Bantu Menangkan Pilpres