Jakarta – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan bahwa pemerintah terus mencari solusi dalam mengatasi permasalahan UKM furniture kayu, khususnya terkait masalah kualitas bahan baku dan sentuhan teknologi agar memiliki daya saing.
"Kita ingin mencari solusi produksi furniture dari UKM yang punya masalah dari kualitas, terutama bahan baku kayu. Rumah produksi bersama ini sangat bagus," ujarnya saat melihat rencana pembangunan rumah produkai bersama di Jombangrejo, Mandong, Trucuk, Klaten, Sabtu, 5 Desember 2020.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melihat rencana pembangunan rumah produkai bersama di Jombangrejo, Mandong, Trucuk, Klaten. (Foto:Tagar/KemenkopUKM)
Factory sharing atau rumah produksi bersama yang digagas oleh Koperasi Asmindo Nasional (kopasnas) merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan pengolahan bahan baku furniture dan kerajinan.
Ia Hadir didampingi oleh deputi produksi dan pemasaran KemenkopUKM Victoria Simanungkalit, Direktur Bisnis LPDB-KUMKM Krisbianto, Pjs Bupati Klaten Sujarwanto dan ketua koperasi Asmindo nasional Anggoro.
Teten menjelaskan, rumah produksi bersama tersebut, anggotanya adalah koperasi-koperasi penerima manfaat dari UKM-UKM pengrajin furniture agar akses pasar (market) terbuka.
"Konsepnya sudah bagus. Ini anggota koperasi penerima manfaat dari UKM-UKM pengrajin furniture yang memang harus dibantu masuk market," tegasnya.
Tak hanya itu, kata MenkopUKM, kini market dalam negeri sudah menanti, dimana 40 persen belanja negara dipakai untuk membeli produk UMKM.
"Market dalam negeri sudah saya perjuangkan, 40 persen harus beli produk umkm. Pengadaan sekolah juga umkm banget," katanya.

Ia mengaku, kini terus melakukan lobi dengan Kementerian BUMN agar pengadaan barang dibawah Rp14 miliar diperuntukkan bagi UMKM. Untuk itu UMKM dituntut meningkatkan kualitas produksinya.
"Saya masih terus lobi menteri BUMN, pengadaan 14 M kebawah untuk UMKM. Sekarang yang paling penting dari sisi produksi yang berkualitas," jelas Teten.
Selain itu, diperlukan sentuhan teknologi modern agar UMKM dapat bersaing. Sehingga rumah produksi bersama tersebut menjadi salah satu solusi.
Kita ingin mencari solusi produksi furniture dari UKM yang punya masalah dari kualitas, terutama bahan baku kayu. Rumah produksi bersama ini sangat bagus.
"Kalo tidak ada peralatan modern produk umkm tidak bisa bersaing. Makanya ide rumah produksi bersama merupakan salah satu solusi," ungkapnya.
MenkopUKM menjelaskan, rumah produksi bersama akan didirikan di sentra-sentra UMKM, agar berkembang dan berdaya saing. Meski sempat tertunda akibat Covid-19, menurut Teten, Klaten Jawa Tengah akan menjadi pilot project keberhasilan untuk ditingkatkan disektor lainnya.
"Bukan hanya disini. Supaya akses mudah akan didirikan disetiap sentra. Pilot project Jawa Tengah kalo ini berhasil dikembangkan ke sektor lain," imbuhnya.
Baca juga:
- KemenkopUKM Perkuat Korporatisasi Peternak di Industri Susu
- KemenkopUKM Dorong Pemulihan KUMKM Lewat Platform Digital
Selain itu, pejabat sementara Bupati Klaten Sujarwanto menjelaskan, rumah produksi bersama ini akan mengatasi persoalan mengenai bahan baku. Menurutnya, pelaku UKM di Trucuk Klaten bisa membuat furnitur apa saja, tapi terganggu oleh bahan baku.
"Perusahaan kecil, industri rumah tangga mampu membayar cash untuk bahan baku. Tetapi karena pembelian secara eceran sehingga harganya mahal. Belum lagi masalah pasokan," katanya.
Yang kedua menurut Sujarwanto adalah pembiayaan. Maka, Koperasi Asmindo Nasional (kopasnas) dapat mengambil peranan bagi para anggotanya.
"Lalu pasar. Koperasi bisa menjadi jembatan pasar untuk bisa berkembang," ujarnya.[]