Lombok, NTB - Pelecing kangkung merupakan menu masakan favorit di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Di balik kandungan rasa kangkung yang legit dan lumer ini ternyata di baliknya tersimpan sejarah bencana geologi.
Makanan berbahan dasar sayuran kangkung, disebut pelecing ini adalah kangkung yang direbus lalu diberikan sambal terbuat dari racikan cabai rawit, garam, terasi, dan tomat.
Untuk menambah rasa nikmat, pelecing kangkung juga biasanya ditambahkan tauge dan kacang goreng untuk sedikit menetralisir rasa racikan sambalnya yang cenderung dibuat pedas.
Sayuran kangkung Lombok khas dengan ukuran daun dan pucuknya yang panjang. Teksturnya lembut, serta punya daging yang lebih tebal. Rasanya legit dan tidak alot. Ketika kangkung ini direbus, teksturnya menjadi lembut dan terasa lumer ketika dimakan.
Adanya unsur hara yang besar dan berbeda dari produk gunung api di daerah lain, membuat karakteristik kangkung Lombok juga berbeda dari kangkung daerah lain.
Pelecing Kangkung Lombok. (Foto: Instagram/@shirleys02)
Pelecing kangkung bisa ditemui di hampir semua rumah makan dan lesehan yang ada di Pulau Lombok. Ternyata, di satu sisi ada hubungannya dengan kejadian letusan gunung api Rinjani purba yang terkenal dengan nama Gunung Samalas.
Apa kira-kira yang mengakibatkan kangkung Lombok begitu istimewa dan lain dibandingkan dengan kangkung yang bisa ditemui dan ditanam di daerah lain?
Seorang ahli geologi yang juga Ketua Ikatan Ahli Geologi Nusa Tenggara Barat, Kusnadi, mengatakan rasa kangkung Lombok berkaitan dengan peristiwa letusan Gunung Samalas. Letusan dahsyat yang terjadi pada tahun 1257.
Pelecing Kangkung Lombok. (Foto: Instagram/@sharahassaggaf)
Letusan Gunung Samalas tercatat sebagai letusan terdahsyat yang terjadi pada abad ke-13. Gambaran dahsyatnya letusan itu juga terdapat pada Babad Lombok yang ditulis di atas daun lontar dan diperkirakan telah berumur 200 tahun.
"Letusan Samalas saat itu menutup sebagian besar permukaan daratan Pulau Lombok," tutur Kusnadi.
Kusnadi menjelaskan letusan itu mengeluarkan material pyroklastik, yaitu hasil letusan yang sangat banyak dan tersebar ke semua penjuru Lombok, kecuali dataran Lombok bagian selatan. Material itu berdasarkan hasil analisis kimia, berbeda dengan material gunung api di daerah lain.
Pelecing Kangkung Lombok. (Foto: Instagram/@syeha90)
Atas dasar dan alasan itulah seorang ilmuwan asal Perancis, Profesor Frank Lavigne, melakukan riset dan berburu informasi dari daerah kutub ke Amerika Selatan dan berakhir di Lombok untuk meneliti lebih dalam keterkaitan proses dan dampak dari letusan dahsyat Gunung Samalas.
"Walaupun saya bukan orang biologi atau pertanian, saya bisa mengambil sedikit kesimpulan bahwa adanya unsur hara yang besar dan berbeda dari produk gunung api di daerah lain, membuat karakteristik kangkung Lombok juga berbeda dari kangkung daerah lain, walaupun jenis kangkungnya sama," ujar Kusnadi.
Kangkung Lombok. (Foto: Instagram/@ngangets)
Kondisi geologi, kata Kusnadi, apabila digali lebih dalam tentu memiliki hubungan yang sangat erat dengan biologi dan budaya masyarakat, karena kita hidup di atas bumi bentukan proses geologi.
Dampak dari peristiwa letusan Gunung Samalas itulah yang membuat kandungan rasa kangkung Lombok menjadi sangat istimewa, baik dari rasa maupun karakteristiknya.
(PEN)